Anak-Ku,
Jauh sebelum dunia
ini Kuciptakan, kau telah ada dalam benak-Ku. Jauh sebelum matahari
yang pertama terbit di ufuk Timur, Aku telah mengasihimu. Jauh sebelum
kicauan pipit yang pertama, telah Kurancang masa depanmu.
Sejak
kau ada dalam kandungan ibumu, bahkan jauh sebelum itu, Aku telah
menjadikanmu milik kepunyaan-Ku. Aku menjagamu dengan tangan-Ku dan
Kuberikan segala yang terbaik untukmu.
Aku
ada saat engkau menangis untuk pertama kalinya. Aku tersenyum
menyaksikan kelahiranmu di dunia. Karena saat engkau lahir, satu bukti
cinta-Ku kembali dinyatakan atas semesta ini.
Aku
selalu bersamamu, menjagaimu. Aku mendengarkan kata pertama yang kau
ucapkan. Menggandeng tanganmu saat engkau berhasil melangkah untuk
pertama kalinya. Menemanimu di hari pertamamu di sekolah. Mengawasi
tidurmu. Menampung setiap air matamu. Dan juga tertawa bersama
denganmu. Aku selalu ada di sisimu, tanpa sekalipun memalingkan wajahku
darimu.
Sekalipun aku menjagaimu,
Anak-Ku, kerapkali kubiarkan engkau terjatuh, terluka, dan kadangkala
Aku seolah jauh darimu. Kuijinkan masalah demi masalah menimpamu.
Kubiarkan kau merasa dijauhi, ditolak, bahkan dibenci. Kadang, kuambil
orang-orang yang menjadi tempatmu bergantung meskipun aku tahu, dengan
demikian kau akan merasakan kesepian.
Tapi
Anak-Ku, percayalah. Bahwa sekalipun engkau jatuh, tak pernah Kubiarkan
engkau tergeletak. Saat engkau menangis karena kekecewaanmu, Aku turut
menangis bersamamu. Saat engkau merasa sakit karena terluka, Aku
merasakan kesakitan yang lebih besar darimu. Di kala Aku seolah jauh
darimu, Aku hanya ingin kau belajar untuk berteriak dan mencari-Ku.
Kubiarkan masalah-masalah itu ada untuk mengajarimu arti hidup,
mendewasakanmu, dan membuatmu makin serupa dengan-Ku. Saat kau merasa
sendirian dan merasa ditinggalkan, dan Kuambil segala milik kepunyaanmu,
Aku ingin kau belajar untuk menggantungkan harapanmu hanya kepada-Ku.
Karena manusia akan mengecewakanmu, tapi Aku tidak.
Saat
Aku mengatakan “Ya” untuk permintaanmu, Aku ingin kamu belajar
mensyukuri kasih karunia-Ku. Saat Aku terdiam dan membiarkanmu
menunggu, Aku ingin kamu belajar untuk bersabar dan terus berharap
pada-Ku. Namun bila Aku menggelengkan kepala-Ku, dan mengatakan
“Tidak”, maka ketahuilah, Aku menyediakan yang lebih baik untukmu.
Aku
mencintaimu, Anak-Ku. Engkau sangat berharga di mata-Ku. Aku
membentukmu dengan sempurna. Kuberikan cukup kelebihan untuk membuatmu
percaya diri, namun juga kulengkapi kau dengan kekurangan, untuk
mengajarimu arti rendah hati, dan mengajarimu untuk menggantungkan
dirimu pada-Ku. Karena jika kuciptakan engkau tanpa kekurangan, maka
kau takkan memerlukan Aku.
Aku ingin kau
belajar untuk berserah pada-Ku. Tapi bukan menyerah. Karena berserah
adalah satu-satunya cara untuk hidup, tapi menyerah hanyalah suatu
tindakan yang pengecut. Serahkanlah hidupmu kepada-Ku, biarkan Aku
berjalan bersamamu dan menanggung semua bebanmu.
Anak-Ku,
sampai masa tuamu, Aku akan selalu ada bersamamu. Dan sampai masa
putih rambutmu, Aku adalah Allah yang tetap setia. Saat kau berjalan
bersamaku, tak ada lagi yang mustahil untukmu. Karena Aku, Bapamu,
adalah Allah yang mengasihimu dan selalu menggandengmu dengan tangan
kanan-Ku yang membawa kemenangan.
Di
saat kegagalan menimpamu, percayalah, bahwa tanpa kegagalan, kau takkan
pernah menghargai keberhasilan. Dan sekalipun hal-hal buruk menimpamu,
ketahuilah, bahwa semuanya Kumaksudkan untuk kebaikanmu. Aku tak
pernah meninggalkanmu, Anak-Ku, dan tidak akan pernah. Sekalipun engkau
berbalik dari jalan-Ku, Aku tetaplah Bapamu yang setia. Yang akan
menanti engkau kembali kepada-Ku, menyambutmu dengan pelukan, dan pesta
pora. Aku selalu ada di tempat yang sama. Di sisimu. Sehingga saat kau
datang mencari-Ku. Kau akan selalu menemukan Aku.
Dengan cinta,
Allah, Bapamu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar