Ada sebuah keluarga yang sederhana yang didalamnya ada sebuah kehidupan
yang amat pahit. Keluarga itu beranggotakan ayah, ibu, seorang anak
gadis dan seorang anak laki-laki (adik). Ayahnya hanya seorang kuli,
ibunya hanya seorang buruh cuci, ekonomi mereka hanya pas-pasan. Tetapi
gadis itu anak yang solekhah, tutur katanya lembut, penuh sopan santun,
dan berbakti kepada orang tua.
Suatu ketika keluarga itu mengalami cobaan yang cukup berat. Ayah mereka
sakit keras, mereka tidak mampu untuk berobat, dan untuk membawanya ke
rumah sakit. Ibu dan anak gadisnya berusaha mencari pinjaman uang
untuk berobat ayahnya tapi tidak berhasil. Setiap malam anak gadisnya
selalu bangun untuk berdzikir, sholat dan berdoa mengharap kesembuhan
ayahnya.
Suatu hari ada orang yang meminjamkan uang, tetapi entah kapan dapat
melunasinya, pak Tresno nama orang itu, Alhamdulillah ayah gadis itu
bisa sembuh total. Beberapa hari kemudian pada saat gadis itu pulang
mengaji, ada pak Tresno dirumahnya. Ia berbicara dengan ayah dan ibunya.
Pak Tresno kesana dengan membawa banyak bingkisan untuk keluarga gadis
itu. Entah ada apa sebenarnya? Kemudian pak Tresno berpamitan.
Berjalan ia bertemu dengan gadis itu, pak Tresno menyapa tapi gadis itu
hanya membalas dengan senyuman. “betapa indahnya ciptaan Allah,
menciptakan manusia yang begitu sempurna, Gadis itu tak hanya cantik
parasnya tetapi hatinya juga secantik wajahnya”, (terlintas dibenak pak
Tresno).
Suatu hari pak Tresno menagih hutangnya , tetapi keluarga itu belum
sanggup melunasinya. Walaupun mereka dalam keadaan yang tertekan
(terlilit hutang) mereka selalu sabar dan pasrah, terutama gadis itu.
Lama kelamaan kesabaran pak Tresno memuncak. Ia terpaksa menyita gubuk
gadis itu, kalau gubuk itu tidak bisa disita gadis itu harus mau menjadi
istri mudanya.
Dengan keadaan yang terdesak gadis itu pergi mencari pekerjaan kekota.
Sudah beberapa hari gadis itu kesana kemari, dari tempat satu ketempat
yang lainnya dengan tumpuan kedua kaki dan keiklasan hatinya, tak
membuat ia lelah. “ya Allah … tabahkan dan sabarkan hati hamba”.
Sesaat kemudian dia pergi kemasjid untuk sholat magrib kemudian duduk
diserambi, ia melihat sisa uangnya tinggal Rp 10.000 ya Allah kuserahkan
seluruh hidup ini kepada-Mu ya … Allah. Dalam keadaan jauh dari
keluarga, ia tak lupa berdoa untuk keluarganya. Pada saat jalan sejenak
ada seorang pengemis yang sangat memprihatinkan serasa hati tak kuasa
melihatnya. Kemudian gadis itu melihat uangnya iapun memberikan uang itu
pada pengemis tadi. Sungguh mulia gadis itu walaupun jalan keadaan
yang sangat kritis.
Dia tak tahu harus kemana, rumah tak punya sanak keluarga tak ada. Malam
semakin larut, kegelapan yang menyelimutinya menambah kehangata dalam
tidurnya. Pagi pun tiba, siraja siang muncul dengan senyumannya entah
kenapa hari itu seakan bahagia dan ceria serasa membawa gadis itu
kedalam kedamaiannya walaupun perut terasa keroncongan dan tumbuh merasa
lengket tak membuat gadis itu aptah semangat.
YA ALLAH TAKDIR ITU HANYA KEHENDAKMU, JIWA RAGA INI HANYA MILIKMU, KUSERAHKAN SELURUH JIWA DAN RAGAKU KEPADAMU.
Setapak demi setapak ia lewati, hari demi hari ia lalui suatu ketika ia
disapa seorang ibu setengah baya. Subkhanallah … ia menawari gadis itu
pekerjaan, padahal gadis itu tak mengenal dan tak menyangka. Walaupun
hanya pekerjaan rumah tangga gadis itu sangat bersyukur, itu merupakan
rizki yang mulia.
YA ALLAH ENGKAU TUNJUKKAN KEBESARANMU
Siapaun orangnya selama mengalami kesusahan (cobaan) janganlah engkau
menggerutu sabarlah dan berusahalah dan jangan takabur ataupun riya’
disaat engkau diatas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar