Tersesat tidak hanya terjadi di dalam rimba gelap
yang penuh semak dan tumbuhan raksasa. Di tengah kota yang terang
benderang pun orang bisa tersesat. Untunglah ada peta sebagai petunjuk
jalan. Walaupun ada dua hal yang berbeda, peta dan para nabi dapat masuk
dalam satu golongan, yaitu golongan pemberi petunjuk. Peta menunjukkan
jalan dan para nabi menunjukkan "masa depan". Peta mencegah orang
tersesat di kota, para nabi mencegah orang tersesat di kemudian hari
akibat keputusan yang salah.
Nama Yahaziel tidak pernah terdengar
sebelumnya, namun tiba-tiba saja ia menjadi pemeran utama dalam skenario
ini. Entah apa yang akan terjadi bila Yahaziel tidak tampil. Mungkin
halaman terakhir sejarah bangsa Yehuda ialah zaman pemerintahan Yosafat
karena setelah itu mereka punah. Yahaziel adalah seorang penyelamat
bangsa. Tetapi, Anda tidak akan menemukan namanya dalam daftar para
pahlawan di Yehuda, apalagi dalam daftar raja-raja. Suara profetik yang
ditaruh Allah dalam hatinya mengalir melalui ucapan-ucapannya.
"Camkanlah, hai seluruh Yehuda dan penduduk Yerusalem
dan tuanku Raja Yosafat, beginilah firman TUHAN kepadamu: Janganlah
kamu takut dan terkejut karena laskar yang besar ini, sebab bukan kamu
yang akan berperang melainkan Allah. Besok pagi haruslah kamu turun
menyerang mereka. Mereka akan mendaki pendakian Zis, dan kamu akan
mendapati mereka di ujung lembah, di muka padang gurun Yeruel. Dalam
peperangan ini tidak usah kamu bertempur. Hai Yehuda dan Yerusalem,
tinggallah berdiri di tempatmu, dan lihatlah bagaimana TUHAN memberikan
kemenangan kepadamu. Janganlah kamu takut dan terkejut. Majulah besok
menghadapi mereka, TUHAN akan menyertai kamu." (2 Tawarikh 20:14-17).
"Rencana yang sedikit aneh...," bisik seorang
jenderal pada rekannya. Terselip nada keraguan walaupun tidak berani
terus terang menentang. "Belum pernah saya pelajari yang demikian di
akademi militer," sambung rekannya. Bisik-bisik ini tidak menembus
tembok kantor Yosafat. Tetapi, Yosafat dapat membaca dalam raut wajah
mereka. Berbeda dengan mereka, Yosafat memutuskan untuk percaya. Ia
tahu, jika Sang Mahakuasa berbicara, tidak ada gunanya bertanya-tanya.
Ia menggelar peta di meja dan mengundang semua jenderal merundingkan
rencana esok hari. Peta dataran Yehuda dibuka bersebelahan dengan peta
yang diberikan Allah lewat Yahaziel. Lewat tengah malam, pertemuan baru
selesai. Namun, mata Yosafat belum juga terpejam. Selain karena terlalu
bersemangat, ia juga masih berpikir keras tentang jenderal-jenderalnya,
bagaimana meyakinkan mereka. "Kadang ilmu dan pengalaman menjadi
penghalang," pikir Yosafat.
Pagi-pagi benar, Yosafat bersiap. Sekali
lagi, kentungan dibunyikan dan rakyat berkumpul di halaman. Di hadapan
semua jenderal dan pasukan, Yosafat berkata, "Dengar, hai Yehuda dan
penduduk Yerusalem ! Percayalah kepada TUHAN, Allahmu, dan kamu akan
tetap teguh! Percayalah kepada nabi-nabi-Nya, dan kamu akan berhasil !"
(2 Tawarikh 20:20)
Yosafat tahu, peta Allah tidak mungkin salah.
Walaupun tidak ada bukti dan belum terjadi, namun petunjuk-Nya merupakan
jaminan.
Kata-kata Profetik Merupakan Ucapan yang Menghidupkan
"Allah pasti sedang bergurau," pikir Yehezkiel ketika
diminta bernubuat pada tulang-tulang di hadapannya agar hidup kembali
(Yehezkiel 37:1-14). "Jangankan tulang mati, orang-orang Yehuda yang
hidup dan punya dua telinga pun tidak mendengarkan perkataanku," ucapnya
dalam hati (Yehezkiel 3:7). Tetapi demi sopan santun, ia menjawab, "Ya
Tuhan ALLAH, Engkaulah yang mengetahui." (Yehezkiel 37:3) Bukannya
Yehezkiel tidak tahu, mungkin lebih tepatnya ia tidak mau tahu. Apatis
dan pesimis. Perkataannya tidak didengarkan dan pengajarannya pun tidak
digubris. Selama ini, tidak ada sesuatu pun yang ia kerjakan yang
memberikan hasil. Berjam-jam ia berdoa bagi kotanya, namun Yerusalem
tetap berupa reruntuhan. Berhari-hari ia menyiapkan Firman. Jangankan
didengar, ia malah diancam supaya diam.
Pernahkah Anda merasa seperti Yehezkiel ; berteriak
dalam doa, namun kota Anda tetap hangus dalam kerusuhan ?? Anda
mempersiapkan firman Tuhan dan kata-kata penguatan, namun jika berkumpul
dengan relasi, mereka membicarakan ekonomi yang semakin hancur,
gosip-gosip kerusuhan yang semakin santer, dan berita-berita yang
membawa depresi lainnya. Bersusah payah Anda mengusahakan bantuan
sembako, namun satu per satu dari mereka pergi tanpa mengucapkan terima
kasih. Telah panjang lebar Anda memberi tahu anak Anda, namun sedikit
pun tidak digubris. Bertahun-tahun Anda berdoa agar suami atau istri
bertobat dan berubah, namun tampaknya tambah parah.
Ketika kita melihat Yehezkiel, sebenarnya kita sedang
becermin. Pantulan diri Yehezkiel adalah gambaran kehidupan kita. Tidak
ada sedikit pun semangat tergambar di wajahnya, dan Yehezkiel tidak
berusaha merangkai kata-kata hingga Allah sendiri harus mendikte
Yehezkiel tentang apa yang harus diucapkannya kata demi kata. "Beginilah
firman Tuhan ALLAH kepada tulang-tulang ini: Aku memberi nafas hidup di
dalammu, supaya kamu hidup kembali. Aku akan memberi urat-urat padamu
dan menumbuhkan daging padamu, Aku akan menutupi kamu dengan kulit dan
memberikan kamu nafas hidup, supaya kamu hidup kembali. Dan kamu akan
mengetahui bahwa Akulah TUHAN." (Yehezkiel 37:5-6).
Yehezkiel harus menahan matanya yang melotot, supaya
tidak keluar dari rongga matanya ketika ia melihat tulang-belulang itu
saling berpasangan. Urat-urat mulai mengikat tulang satu dengan yang
lain dan daging memberikan bentuk manusia yang sempurna. Untuk kedua
kalinya, Allah meminta Yehezkiel bernubuat, memerintahkan napas
dikeluarkan melalui hidung-hidung mereka. Tepat seperti perkataan
Yehezkiel, tulang-tulang itu berubah menjadi sekumpulan besar tentara
yang gagah perkasa. Tulang-tulang itu tidak berubah sebelum Yehezkiel
mengucapkan perkataannya.
Orang lumpuh tidak berjalan sebelum Petrus berkata,
"Berjalanlah!" (Kisah Para Rasul 3:6). Yosafat dan Bangsa Yehuda tidak
akan memenangkan peperangan sebelum Yahaziel mengucapkan perkataan
profetiknya. Betapa pentingnya perkataan mereka karena di dalam
rangkaian kata-kata sederhana itu, Allah menyelipkan kuasa-Nya.
Perkataan profetik bukanlah sekadar untaian kata-kata yang bermakna,
namun lebih dari itu merupakan kata-kata yang dahsyat yang Allah genapi.
Ada kehidupan dalam tulang kering. Ada kesembuhan dan kekuatan di kaki
yang lemah dan timpang. Tiba-tiba ada persediaan makanan di tengah
bencana kelaparan yang hebat (2 Raja-raja 7:1). Ada kemenangan bagi
sebuah bangsa (2 Tawarikh 20).
Ucapan profetik yang dikatakan Yehezkiel tidak hanya
menghidupkan timbunan tulang kering itu, tetapi juga menghidupkan
semangat Yehezkiel yang saat itu kering kerontang. Kondisi semangatnya
lebih parah daripada tulang-tulang yang ia lihat. Ucapan profetik Anda
bagi kota tempat Anda tinggal, akan menghidupkan kembali ekonomi yang
kering kerontang dan memberi daging pada tubuh yang mirip tulang dibalut
kulit akibat kelaparan. Ucapan profetik Anda juga akan menghidupkan
tulang-tulang yang mulai kering dalam diri Anda. Ketika Anda berada di
lembah yang tidak lagi memiliki pemandangan selain tulang-tulang kering
kerontang, ucapkanlah perkataan profetik Allah yang akan menghidupkan.
Banyak tanda dan petunjuk dibuat oleh orang. Tanda
lalu lintas perlu dipatuhi agar orang tidak saling menabrak. Petunjuk
pemakaian obat dibuat agar orang tidak overdosis. Buku panduan dibuat
agar orang dapat mengoperasikan komputer dengan maksimal. Demikian pula
dengan petunjuk-petunjuk yang Allah berikan melalui perkataan profetik,
yang intinya adalah penerimaan dan deklarasi perkataan Allah yang
digerakkan oleh Roh Kudus melalui manusia sebagai alatnya.
Macam-macam
fungsi perkataan profetik, antara lain seperti berikut ini :
1. Menyatakan Keputusan Allah
"Sungguh, Tuhan ALLAH tidak berbuat sesuatu tanpa
menyatakan keputusan-Nya kepada hamba-hamba-Nya, para nabi." (Amos 3:7)
Sebelum krisis terjadi, bisnis properti sedang marak-maraknya. Para
loper berlomba membagi-bagikan 'flayer' di pertokoan, mal, hingga gedung
pertemuan. Apakah Anda sadar dengan apa yang mereka jual? Rumah belum
ada, semen belum tersedia, batu bata juga belum dibeli. Mereka menjual
seonggok tanah kering yang disertai dengan selembar peta berwarna --
peta masa depan. Beberapa orang berusaha membeli peta masa depan mereka
karena masa depan lebih pekat dari rimba belantara.
Beberapa waktu yang lalu di sebuah mal, banyak
dijumpai orang yang membeli kupon jasa paranormal. Festival paranormal
bukan lagi hal aneh di kota megapolitan. Hal ini sempat menjadi
pembahasan di televisi, mengapa orang-orang yang mengaku dirinya modern
masih berpegang pada paranormal. Di pintu masuk utama mal, terpampang
foto-foto beserta riwayat kesaktian tiap paranormal. Ada yang
menggunakan jampi-jampi dan ada yang lebih modern memakai magnet.
Macam-macam caranya, tetapi tujuan mereka adalah mencoba memberikan peta
masa depan kepada klien.
Para ahli ilmu pengetahuan juga tidak mau
ketinggalan. Brad Leithauser memperkirakan adanya gejolak psikologi
sebagai akibat perubahan iklim dunia dan perkembangan teknologi yang
sangat cepat. Ahli ekonomi Ravi Batra, penulis "The Great Depression of
1990" mengatakan bahwa menjelang milenium kedua, ada transformasi
ekonomi yang luar biasa. Masyarakat dibagi menjadi "yang punya" dan
"yang tidak punya", yang akan mengakibatkan kekacauan walaupun akhirnya
menuju pembentukan masyarakat yang lebih baik. John Naisbitt, salah satu
"penjual peta" terlaris di dunia, dalam bukunya "Megatrend"
menggambarkan dunia yang akan datang: global namun terbagi-bagi menurut
suku/nasionalisme, modern namun peduli terhadap agama.
Bisnis peta masa depan memang sangat menguntungkan
karena orang selalu ingin tahu apa yang akan dihadapi esok -- tidak
peduli berapa pun usia mereka. Tuhan pun tahu hal ini. Jauh-jauh hari
Allah telah memberi tahu apa yang akan terjadi. Adam dan Hawa belum lagi
punya anak, tetapi Allah telah berbicara soal Penebus yang akan lahir
dari keturunan mereka (Kejadian 3:15, Lukas 2:11). Yesus belum lahir,
tetapi Zakaria telah mencatat bahwa suatu hari Ia akan mengendarai
keledai muda (Zakharia 9:9, Matius 21:2-7).
Dunia belum berakhir ketika
Allah memberikan Kitab Wahyu untuk menjelaskan apa yang akan terjadi.
Pernahkah Anda meminta peta Allah atas kota Anda ?? Menanyakan petunjuknya
atas kota Anda ?? Perkataan profetik apa yang perlu diucapkan, untuk
membawa kehidupan di jalan-jalan kota dan doa-doa apa yang perlu
dinaikkan untuk membangun benteng perlindungan di sekitarnya ??
2. Membangun Jemaat
"Siapa yang berkata-kata dengan bahasa roh, ia
membangun dirinya sendiri, tetapi siapa yang bernubuat, ia membangun
Jemaat." (1 Korintus 14:4)
Sebetulnya, di bawah peta jalan-jalan raya,
ada sebuah peta lain yang tidak terlihat. Perusahaan Air Minum memiliki
peta mengenai jalur-jalur pipa air minum. PT Telkom menyimpan peta
tentang kabel-kabel telepon yang ditanam di bawah aspal. Tidak semua
orang dapat melihat apa yang ada di bawah aspal tebal. Tetapi, jika
seseorang memiliki petunjuknya, ia mengerti dengan tepat di mana
pipa-pipa itu berada.
Di balik perkataan yang halus dan wajah kalem
Timotius, tidak ada seorang pun yang dapat menyangka bahwa ia dapat
memimpin sebuah jemaat. Pemuda ini sangat pemalu. Mungkin, itu karena
sejak kecil ia tidak pernah masuk ke golongan mana pun. Walaupun ibunya
seorang Yahudi, namun ayahnya yang berasal dari Yunani tidak pernah
membawa Timotius kecil untuk disunat. Akibatnya, anak-anak Yahudi tidak
menganggapnya sebagai teman, sedangkan rekan-rekannya orang Yunani
enggan mengajaknya bermain karena ibunya seorang Yahudi.
Timotius tumbuh menjadi seorang pemuda yang sensitif,
pemalu, bahkan sedikit penakut. Berulang kali Paulus mengingatkan
pemuda ini melalui suratnya, agar ia menjadi sedikit lebih berani dan
tidak minder (2 Timotius 1:7, 1 Timotius 4:12). Tetapi, sebuah nubuatan
mengubah jalan hidup Timotius. Para penatua dapat melihat bahwa di balik
"aspal yang tebal" terletak ribuan kabel telepon, alat komunikasi yang
canggih, dan terdapat pipa-pipa air minum yang jernih. Mereka mendoakan
Timotius, memberikan nubuatan yang membangun, dan kemudian menempatkan
Timotius untuk menangani kasus-kasus pelik dan sensitif di Korintus,
serta mengawasi sebuah gereja di Efesus selama Paulus di penjara.
Berbagai karunia dan harta karun dalam kehidupan jemaat digali oleh
nubuatan para nabi.
"Jangan lalai dalam mempergunakan karunia yang ada
padamu, yang telah diberikan kepadamu oleh nubuat dan dengan penumpangan
tangan sidang penatua." (1 Timotius 4:14)
Ada teknologi canggih di
bawah aspal tebal dan tambang berharga di bawah lapisan tanah. Ada
pemimpin-pemimpin, penanam gereja, penginjil, gembala di balik
wajah-wajah pemalu di gereja Anda yang hanya bisa dilihat dalam peta
petunjuk Allah.
3. Membangun, Menasihati, dan Menghibur
"Tetapi siapa yang bernubuat, ia berkata-kata kepada
manusia, ia membangun, menasihati, dan menghibur." (1 Korintus 14:3)
Menasihati berasal dari kata "parakiesin", yang artinya memberikan
nasihat, semangat, kekuatan, serta mengajak orang untuk berdiri di pihak
Allah. Siapakah yang tidak membutuhkan nasihat ?? Siapakah yang tidak mau
diberi semangat ?? Hampir semua orang mengangkat tangan jika ditanya
apakah mereka membutuhkan nasihat dan semangat. Walaupun Daud seorang
raja, namun ia tetap membutuhkan nasihat.
Nabi Natan tidak tahu-menahu
soal hubungan gelap Daud dengan Betsyeba, walaupun beberapa hidung di
istana sudah mengendus-endus akan bau busuk ini. Berita mengejutkan itu
ia terima langsung dari Allah. Natan berpikir keras bagaimana caranya
menegur Daud dengan tetap mempertahankan kepalanya, paling tidak sampai
itu selesai disampaikan. Perumpamaan yang halus menyamarkan teguran yang
keras. Akhirnya, kisah berakhir dengan "happy ending". Daud bertobat
dan Natan pulang dengan kepala utuh di tempatnya. Jika saja Natan tidak
mendengar dari Tuhan dan tidak berani mengatakan nasihatnya, Daud
mungkin akan mati (2 Samuel 7).
Jika masuk ke ruangan, Barak harus menunduk karena
jika tidak kepalanya akan terantuk kosen pintu. Badannya tinggi, besar,
kekar, dan otot-ototnya mencuat karena banyak latihan beban. Namun,
kekuatan ternyata tidak terletak pada otot dan keperkasaan, tidak hanya
dibuktikan dengan besarnya badan. Jika Debora tidak memberikan vitamin
dan obat kuat melalui kata-kata profetiknya, badan besar dan otot kekar
Barak tidak ada fungsinya dalam peperangan. Setelah mendengar bahwa ia
akan pulang dengan selamat membawa kemenangan, barulah Barak bersedia
pergi berperang. Rupanya belum cukup di situ. Seperti seorang anak yang
sedang merayu ibunya agar ditemani di hari pertama sekolah, Barak
meminta Debora pergi bersamanya. Apabila tidak, ia memilih untuk pulang,
"Jika engkau turut maju, aku pun maju, tetapi jika engkau tidak turut
maju, aku pun tidak maju." (Hakim-hakim 4:8)
Dengarkan perkataan profetik ini :
"Majulah .... Aku akan menyerahkan dia ke dalam tanganmu", demikian nubuatan Debora untuk Barak. (Hakim-hakim 4:7)
"Janganlah kamu takut dan terkejut -- bukan kamu yang
akan berperang melainkan Allah," kata Yahaziel kepada para perwira dan
rakyat Yehuda. (2 Tawarikh 20:15)
"TUHAN telah menjauhkan dosamu itu, engkau tidak akan mati," kata Nabi Natan pada Daud. (2 Samuel 12:13)
"Seorang raja damai akan lahir," kata Yesaya pada Israel. (Yesaya 9:5)
Selain menasihati dan memberi semangat,
perkataan-perkataan profetik juga sangat menghibur. "Menghibur" berasal
dari kata "paramuthian", yang artinya memberikan kekuatan, pengharapan,
meringankan kesedihan atau kesulitan seseorang. (Yesaya 51:3; 40:1,9)
Diambil dari :
Judul buku | : | Kota Doa |
Judul asli artikel | : | Doa Profetik : Pengubah Peta Masa Depan |
Penulis | : | Jimmy B. Oentoro |
Penerbit | : | Harvest Publication House, Jakarta 1998 |
Halaman | : | 187 -- 195 |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar