Saya tidak bisa membayangkan jikalau Bapa kita seperti manusia pada
umumnya.. Dia akan menjadi letih menunggu yang dicintai-Nya, Dia akan
mudah marah dan tak sabaran, Dia akan mudah menghukum dalam
kegeraman..karena manusia suka lari dari kehendak-Nya.
Hanya orang yang mau belajar menyukai apa yang Dia sukai dan belajar memb
enci apa yang Dia benci..yang akan dapat menyenangkan Dia pada
akhirnya..namun pada kenyataannya banyak anak-anak Bapa begitu frustasi
untuk menyenangkan Bapanya. Ektrim kirinya, bahkan ada lebih banyak lagi
anak-anak Bapa yang sama sekali tidak berusaha peduli dan menyenangkan
hati Bapanya. Mari kita merenung dengan santai hari ini..hirup nafas
yang Bapa berikan, dan berhentilah sejenak dari semua pikiran dari otak
kita yang begitu aktif..ya…seringkali kita sudah mencoba dengan kekuatan
kita, kita terlalu banyak berpikir..sekarang mari kita belajar diam dan
menikmati apa yang Dia rasakan mengenai kita.
JANGAN SALAH PAHAM!
“ Saya merasa saya tidak pernah
bisa menyenangkan Dia, semua yang saya lakukan selalu salah, dan saya
terlalu keras menghakimi diri sendiri. Saya hidup dalam tuntutan dan
tuntutan, dalam perasaan tidak aman dan tidak bahagia walaupun tidak ada
seorangpun yang sedang mengejar saya, tetapi saya selalu merasa hidup
tidak pernah memuaskan hasrat saya, selalu kurang dan tak pernah puas,
tak bisa bersyukur…Hari-hari terasa berat untuk dijalani..saya merasa
mengenal dan mengasihi Dia, tetapi semakin lama semakin saya temukan,
seringkali saya bersikap, berpikir, dan merasa bahwa saya sesungguhnya
kurang mengasihi-Nya dan mempercayakan kehidupan saya kepada-Nya. Saya
terlalu banyak salah paham pada-Nya, saya berpikir jikalau orang lain
bahagia maka saya menjadi tidak bahagia karena Bapa akan mengurangi
kasih dan berkat-Nya pada saya..saya merasa bahwa Bapa seringkali tidak
adil dan keputusan-Nya tidak tepat. Saya merasa dan sering berpikir
bagaimana dan apa yang sebenarnya saya rindukan dan inginkan dalam
hidup..apakah jika saya memperolehnya, apakah saya akan bahagia?..saya
sering merasa kurang dikasihi…harga diri saya bergantung dari pandangan
orang lain..Jika ada orang lain yang lebih baik dari saya, saya merasa
harga diri saya dihadapan Bapa dan semua orang akan menjadi
menurun..kebahagiaan saya tidak berfokus kepada SALIB dan Juru Selamat
saya, tetapi kepada hal-hal lain, seperti kebahagiaan dengan yang
dikasihi, harta, jaminan, dan lain sebagainya..Saya melayani Tuhan.
Tetapi gairah cinta mula-mula yang dahulu saya rasakan sudah lama
menjadi pudar tanpa saya ketahui. Sya berjalan dan masih tetap berjalan
mengikuti Dia, tetapi sekarang..dengan berat hati dna tidak bahagia…”
Mari renungkan, apakah anda sedang mengalami hal-hal yang diceritakan diatas??
Mungkin anda dan saya adalah bagian dari si “Saya”. Kita bukannya
orang yang tidak mengenal Tuhan, kita pernah mengalami kasih dan
pemeliharaan-Nya. Kita merasa sudah mengalami perjumpaan dengan Dia,
tetapi kita menjadi sangat depresi saat kita ketahui keadaan kita tak
kunjung dalam jalan kemenangan-Nya, lalu kita mulai menyalahkan HIDUP,
menyalahkan TUHAN dan terus menghakimi diri sendiri dan orang lain.
Berhentilah bersikap demikian, karena dengan terus memandang kepada diri
sendiri dan masalah kita, maka kita sedang kehilangan persekutuan yang
manis bersama Bapa kita. Kita sering salah paham kepada-Nya, padahal
kita mengaku bahwa kita mengenal Dia, tapi perkataan dan sikap kita
seperti orang yang tidak memiliki Bapa di Sorga.
Perjumpaan dengan Kristus pastilah mengubahkan
hidup kita dan hidup kita akan penuh dengan kemenangan, tetapi
perjumpaan seperti apakah yang kita pikir kita sudah mengalami?
Karena sekarang kita melihat dalam cermin suatu gambaran yang
samar-samar, tetapi nanti kita akan melihat muka dengan muka. Sekarang
aku hanya mengenal dengan tidak sempurna, tetapi nanti aku akan mengenal
dengan sempurna, seperti aku sendiri dikenal.
1 Kor 13:12
Perjumpaan dan pengenalan akan Kristus, Bapa kita adalah sebuah PROSES.
Jika kita mau dituntun-Nya dalam ketaatan, kita akan semakin mengenal
Dia dan berjumpa dengan Dia lebih dekat. Mungkin kita sudah pernah
melihat tangan-Nya, sekilas gambaran kemuliaan-Nya, dan kita terpesona,
kita jatuh hati kepada-Nya, dan menerima anugrah-Nya dengan segera.
Tetapi itu tidak cukup. Apakah kita sudah mengenal hati Bapa? Saat kita
frustasi dengan kegagalan kita baik secara moral, fisik, rohani,
pikiran, jiwa..apakah kita mau dengan rendah hati mengakui dosa kita?
Ataukah kita suka membenarkan diri? Dan bahkan sering memutarbalikkan
teguran dan nasehat Roh Kudus menjadi bomerang untuk menghakimi diri
sendiri terus menerus dan tidak mau bangkit. Jangan salah sangka, Bapa
mendidik dan mengasihi kita, tetapi pikiran kita yang sakit yang telah
menghakimi terus dan tidak berdamai dengan Bapa. Semua itu bisa
disimpulkan dengan dua kata: DOSA PEMBERONTAKAN. Kita tidak bisa
menganggap enteng dosa ini. Dosa ini tanpa sadar berteriak kepada Bapa,
bahwa apa yang Dia lakukan itu tidak tepat, bahwa kita tidak senang
ditebus-Nya dahulu, tidak merasa bahagia mengenal-Nya dan hidup dalam
panggilan-Nya. Penerimaan dan Penyerahan akan mendatangkan DAMAI
SEJAHTERA. Tetapi mungkinkah hati nurani kita sering tertuduh dan sering
menghakimi kita? Mungkin..karena kita belum melakukan kehendak-Nya,
maka hati nurani kita sering tertuduh. Bersyukurlah, sebab kita masih
bisa merasakan hati nurani kita yang tidak nyaman, daripada orang-orang
yang sudah mengebalkan dan mematikan hati nurani mereka terhadap dosa.
Tetapi Bapa tidak mau kita hidup terus dengan melihat pada kegagalan,
ketakutan dan pada diri sendiri, tetapi melihat kepada HATI BAPA.
Apa yang ada dalam HATI BAPA itu?
Dia mencintai kita
dengan sangat, sehingga demi menyelamatkan kita dan agar kita dapat
bersatu dengan-Nya kelak, Dia datang dan menebus kita dari dosa dengan
SALIB dan KEMATIAN-NYA.
Dia bangkit dan berjanji menyediakan tempat
bagi kita yang percaya dan menanti-nantikan kedatangan-Nya. Dia
memberikan semua janji dan jalan-jalan-Nya yang indah agar kita
mengikutinya dan dapat menemukan jalan kembali bersama-Nya kelak dalam
Kerajaan Kekal.
Dia sabar dan setia kepada orang berdosa, walau waktu
kesabaran-Nya hanya dapat dinilai oleh hati-Nya, Dia memiliki waktu
kesabaran-Nya sendiri menurut hikmat dan kasih-Nya.
Dia tidak mengijinkan dosa, Dia menolak dosa kita, tetapi Dia tidak menolak kita sebagai pribadi yang dikasihi-Nya.
Dia membentuk kita dengan mendisiplinkan daging kita dan
mematikannya dengan pasti dan setia. Dia ingin menyelamatkan kita dari
hukuman kekal. Disiplin-Nya bukan untuk menghukum kita atau karena Dia
tidak senang kepada kita. DIa terlalu mencintai kita. Dan setiap kali
kita mau sungguh-sungguh berbalik pada hati-Nya, Dia tidak segan
menerima dan mengampuni dosa kita.
Dia tidak bisa dipermainkan. Dia
tidak senang anak-anak-Nya mencobai Dia dan tidak mempercayai Dia
walaupun anak-anak-Nya sudah melihat kuasa dan kasih-Nya. Dia tetap
menjalankan kehendak-Nya untuk tujuan kebaikan kita walaupun itu
terpaksa menyakiti kita. Jika kita tidak belajar mengenal hati-Nya, dan
tujuan-Nya, maka kita akan menjadi pahit hati dan kecewa kepada
Proses-Nya.
Dia tidak pernah pilih kasih kepada anak-anak-Nya. Dia tahu yang terbaik bagi kita semuanya menurut kekayaan hikmat-Nya. Amin
Barangsiapa
berkata: Aku mengenal Dia, tetapi ia tidak menuruti perintah-Nya, ia
adalah seorang pendusta dan di dalamnya tidak ada kebenaran. 1 Yoh 2:4
Tidak ada komentar:
Posting Komentar