Kamis, 13 Februari 2014

Kasih Bapa Selalu Memulihkan

Saya tidak bisa membayangkan jikalau Bapa kita seperti manusia pada umumnya.. Dia akan menjadi letih menunggu yang dicintai-Nya, Dia akan mudah marah dan tak sabaran, Dia akan mudah menghukum dalam kegeraman..karena manusia suka lari dari kehendak-Nya.
Hanya orang yang mau belajar menyukai apa yang Dia sukai dan belajar memb
enci apa yang Dia benci..yang akan dapat menyenangkan Dia pada akhirnya..namun pada kenyataannya banyak anak-anak Bapa begitu frustasi untuk menyenangkan Bapanya. Ektrim kirinya, bahkan ada lebih banyak lagi anak-anak Bapa yang sama sekali tidak berusaha peduli dan menyenangkan hati Bapanya. Mari kita merenung dengan santai hari ini..hirup nafas yang Bapa berikan, dan berhentilah sejenak dari semua pikiran dari otak kita yang begitu aktif..ya…seringkali kita sudah mencoba dengan kekuatan kita, kita terlalu banyak berpikir..sekarang mari kita belajar diam dan menikmati apa yang Dia rasakan mengenai kita.

JANGAN SALAH PAHAM!
“ Saya merasa saya tidak pernah bisa menyenangkan Dia, semua yang saya lakukan selalu salah, dan saya terlalu keras menghakimi diri sendiri. Saya hidup dalam tuntutan dan tuntutan, dalam perasaan tidak aman dan tidak bahagia walaupun tidak ada seorangpun yang sedang mengejar saya, tetapi saya selalu merasa hidup tidak pernah memuaskan hasrat saya, selalu kurang dan tak pernah puas, tak bisa bersyukur…Hari-hari terasa berat untuk dijalani..saya merasa mengenal dan mengasihi Dia, tetapi semakin lama semakin saya temukan, seringkali saya bersikap, berpikir, dan merasa bahwa saya sesungguhnya kurang mengasihi-Nya dan mempercayakan kehidupan saya kepada-Nya. Saya terlalu banyak salah paham pada-Nya, saya berpikir jikalau orang lain bahagia maka saya menjadi tidak bahagia karena Bapa akan mengurangi kasih dan berkat-Nya pada saya..saya merasa bahwa Bapa seringkali tidak adil dan keputusan-Nya tidak tepat. Saya merasa dan sering berpikir bagaimana dan apa yang sebenarnya saya rindukan dan inginkan dalam hidup..apakah jika saya memperolehnya, apakah saya akan bahagia?..saya sering merasa kurang dikasihi…harga diri saya bergantung dari pandangan orang lain..Jika ada orang lain yang lebih baik dari saya, saya merasa harga diri saya dihadapan Bapa dan semua orang akan menjadi menurun..kebahagiaan saya tidak berfokus kepada SALIB dan Juru Selamat saya, tetapi kepada hal-hal lain, seperti kebahagiaan dengan yang dikasihi, harta, jaminan, dan lain sebagainya..Saya melayani Tuhan. Tetapi gairah cinta mula-mula yang dahulu saya rasakan sudah lama menjadi pudar tanpa saya ketahui. Sya berjalan dan masih tetap berjalan mengikuti Dia, tetapi sekarang..dengan berat hati dna tidak bahagia…”

Mari renungkan, apakah anda sedang mengalami hal-hal yang diceritakan diatas??

Mungkin anda dan saya adalah bagian dari si “Saya”. Kita bukannya orang yang tidak mengenal Tuhan, kita pernah mengalami kasih dan pemeliharaan-Nya. Kita merasa sudah mengalami perjumpaan dengan Dia, tetapi kita menjadi sangat depresi saat kita ketahui keadaan kita tak kunjung dalam jalan kemenangan-Nya, lalu kita mulai menyalahkan HIDUP, menyalahkan TUHAN dan terus menghakimi diri sendiri dan orang lain. Berhentilah bersikap demikian, karena dengan terus memandang kepada diri sendiri dan masalah kita, maka kita sedang kehilangan persekutuan yang manis bersama Bapa kita.  Kita sering salah paham kepada-Nya, padahal kita mengaku bahwa kita mengenal Dia, tapi perkataan dan sikap kita seperti orang yang tidak memiliki Bapa di Sorga.


Perjumpaan dengan Kristus pastilah mengubahkan hidup kita dan hidup kita akan penuh dengan kemenangan, tetapi perjumpaan seperti apakah yang kita pikir kita sudah mengalami?

Karena sekarang kita melihat dalam cermin suatu gambaran yang samar-samar, tetapi nanti kita akan melihat muka dengan muka. Sekarang aku hanya mengenal dengan tidak sempurna, tetapi nanti aku akan mengenal dengan sempurna, seperti aku sendiri dikenal.
1 Kor 13:12


Perjumpaan dan pengenalan akan Kristus, Bapa kita adalah sebuah PROSES. Jika kita mau dituntun-Nya dalam ketaatan, kita akan semakin mengenal Dia dan berjumpa dengan Dia lebih dekat. Mungkin kita sudah pernah melihat tangan-Nya, sekilas gambaran kemuliaan-Nya, dan kita terpesona, kita jatuh hati kepada-Nya, dan menerima anugrah-Nya dengan segera.  Tetapi itu tidak cukup.  Apakah kita sudah mengenal hati Bapa? Saat kita frustasi dengan kegagalan kita baik secara moral, fisik, rohani, pikiran, jiwa..apakah kita mau dengan rendah hati mengakui dosa kita? Ataukah kita suka membenarkan diri? Dan bahkan sering memutarbalikkan teguran dan nasehat Roh Kudus menjadi bomerang untuk menghakimi diri sendiri terus menerus dan tidak mau bangkit. Jangan salah sangka, Bapa mendidik dan mengasihi kita, tetapi pikiran kita yang sakit yang telah menghakimi terus dan tidak berdamai dengan Bapa. Semua itu bisa disimpulkan dengan dua kata: DOSA PEMBERONTAKAN. Kita tidak bisa menganggap enteng dosa ini. Dosa ini tanpa sadar berteriak kepada Bapa, bahwa apa yang Dia lakukan itu tidak tepat, bahwa kita tidak senang ditebus-Nya dahulu, tidak merasa bahagia mengenal-Nya dan hidup dalam panggilan-Nya. Penerimaan dan Penyerahan akan mendatangkan DAMAI SEJAHTERA. Tetapi mungkinkah hati nurani kita sering tertuduh dan sering menghakimi kita? Mungkin..karena kita belum melakukan kehendak-Nya, maka hati nurani kita sering tertuduh. Bersyukurlah, sebab kita masih bisa merasakan hati nurani kita yang tidak nyaman, daripada orang-orang yang sudah mengebalkan dan mematikan hati nurani mereka terhadap dosa. Tetapi Bapa tidak mau kita hidup terus dengan melihat pada kegagalan, ketakutan dan pada diri sendiri, tetapi melihat kepada HATI BAPA.

Apa yang ada dalam HATI BAPA itu?

Dia mencintai kita dengan sangat, sehingga demi menyelamatkan kita dan agar kita dapat bersatu dengan-Nya kelak, Dia datang dan menebus kita dari dosa dengan SALIB dan KEMATIAN-NYA.
Dia bangkit dan berjanji menyediakan tempat bagi kita yang percaya dan menanti-nantikan kedatangan-Nya. Dia memberikan semua janji dan jalan-jalan-Nya yang indah agar kita mengikutinya dan dapat menemukan jalan kembali bersama-Nya kelak dalam Kerajaan Kekal.
Dia sabar dan setia kepada orang berdosa, walau waktu kesabaran-Nya hanya dapat dinilai oleh hati-Nya, Dia memiliki waktu kesabaran-Nya sendiri menurut hikmat dan kasih-Nya.
Dia tidak mengijinkan dosa, Dia menolak dosa kita, tetapi Dia tidak menolak kita sebagai pribadi yang dikasihi-Nya.

Dia membentuk kita dengan mendisiplinkan daging kita dan mematikannya dengan pasti dan setia. Dia ingin menyelamatkan kita dari hukuman kekal. Disiplin-Nya bukan untuk menghukum kita atau karena Dia tidak senang kepada kita. DIa terlalu mencintai kita. Dan setiap kali kita mau sungguh-sungguh berbalik pada hati-Nya, Dia tidak segan menerima dan mengampuni dosa kita.
Dia tidak bisa dipermainkan. Dia tidak senang anak-anak-Nya mencobai Dia dan tidak mempercayai Dia walaupun anak-anak-Nya sudah melihat kuasa dan kasih-Nya. Dia tetap menjalankan kehendak-Nya untuk tujuan kebaikan kita walaupun itu terpaksa menyakiti kita. Jika kita tidak belajar mengenal hati-Nya, dan tujuan-Nya, maka kita akan menjadi pahit hati dan kecewa kepada Proses-Nya.
Dia tidak pernah pilih kasih kepada anak-anak-Nya. Dia tahu yang terbaik bagi kita semuanya menurut kekayaan hikmat-Nya. Amin

Barangsiapa berkata: Aku mengenal Dia, tetapi ia tidak menuruti perintah-Nya, ia adalah seorang pendusta dan di dalamnya tidak ada kebenaran. 1 Yoh 2:4

Puasa

Berpuasa bukanlah tujuan akhir, tetapi merupakan suatu alat agar kita dapat menyembah Allah dan menyerahkan diri kita dalam kerendahan hati kepada-Nya. Kita tidak membuat Allah lebih mengasihi kita daripada yang sebelumnya jika kita berpuasa lebih lama.
Salah satu manfaat rohani terbesar kita dalam berpuasa adalah menjadi semakin perhatian dengan Allah, semakin tanggap akan kekurangan-kekurangan kita dan kecukupan-Nya, ketergantungan kita dan kecukupan diri-Nya, dan mendengarkan apa yang Dia ingin kita lakukan.
Puasa agama lain berpusat kepada diri sendiri dan berusaha mendapat sesuatu dengan apa yang mereka pikir pengorbanan. Puasa orang Kristen berpusat pada Allah.


TUJUAN ALLAH UNTUK PUASA

Umat Allah dalam masa Yesaya telah berpuasa tetapi tanpa hasil. Allah berkata alasannya adalah mereka mengabaikan cara berpuasa yang seharusnya mengubah hidup mereka, dengan memperlakukannya sebagai ritual yang hampa.

Pada hari puasamu engkau masih tetap melakukan sesukamu, dan kamu memeras tenaga semua buruhmu. Puasamu berakhir dengan berbantah dan berkelahi serta memukul satu sama lain dengan tinju yang jahat. Kamu tidak dapat berpuasa dengan caramu  seperti ini dan berharap suaramu akan didengar di tempat tinggi (Yesaya 58:3-4,NIV)

Tujuan berpuasa tidak untuk kepentingan kita sendiri dan memuaskan diri sendiri dengan Tuhan, tetapi juga untuk dikuatkan guna mengubah dunia.

Dalam Yesaya 58, Allah berkata bahwa Ia telah memilih puasa yang:
1.    Membuka belenggu-belenggu kelaliman
2.    Melepaskan beban-beban berat
3.    Memerdekakan orang yang tertindas
4.    Mematahkan setiap kuk
5.    Membagikan roti bagi orang yang lapar dan membawa ke rumahmu orang miskin yang terbuang
6.    Memungkinkan terang mereka merekah seperti fajar
7.    Membuat kesehatan mereka akan muncul dengan segera
8.    Membuat kebenaran berjalan di depan mereka
9.    Membuat kemuliaan Tuhan menjadi upah (atau “pengawal belakang”) mereka



EMPAT MACAM PUASA
1.    Puasa normal adalah melakukan kegiatan tanpa makan selama periode tertentu, dimana kita hanya bisa memasukka cairan (air/jus?) ke dalam tubuh kita. Jangka waktu bisa 1 hari, 3 hari, 1 minggu, 1 bulan, atau 40 hari. Perhatian yang luar biasa harus diberikan terhadap puasa yang lebih lama, yang seharusnya hanya dilaksanakan setelah memperoleh nasehat media dari dokter.
2.    Puasa mutlak, tidak memperkenankan makanan atau minuman sama sekali, dan seharusnya dilakukan dalam jangka pendek. Musa berpuasa selama 40 hari, tetapi hal ini akan membunuh setiap orang tanpa intervensi adikodrati, dan seharusnya tidak dicoba dilakukan pada masa kini. Pastikan untuk menguji roh yang berusaha mengajak kita untuk berpuasa 40 hari, walaupun puasa tersebut mengizinkan cairan.
3.    Puasa parsial (sebagian) adalah puasa yang menghilangkan makanan tertentu atau suatu jadwal yang mencakup makanan yang terbatas. Hal ini dapat berupa penghilangan 1 jam makan dalam sehari. Hanya makan sayuran segar selama beberapa hari juga merupakan suatu puasa parsial yang baik. John Wesley hanya makan roti dan air selama berhari-hari. Elia melakukan puasa parsial paling tidak dua kali. Yohanes Pembabtis dan Daniel dengan tiga temannya juga. Orang-orang yang mengalami hypoglycemia (kadar glukosa rendah) atau penyakit-penyakit lain dapat mempertimbangkan puasa jenis ini.
4.    Puasa bergilir terdiri dari makanan atau menghilangkan kelompok makanan tertentu selama periode tertentu. Sebagai contoh, biji-bijian hanya dimakan setiap hari keempat. Berbagai macam kelompok makanan digilir sehingga makanan tertentu tersedia setiap hari. 

SEMBILAN PUASA YANG DAPAT DIGUNAKAN

1.    PUASA PARA MURID
·    Tujuan; “Untuk membuka belenggu-belenggu kelaliman” (Yesaya 58:6). Memerdekakan diri kita dan orang lain dari ketagihan akan dosa.
·    Ayat kunci: “Jenis ini tidak dapat diusir kecuali dengan berdoa dan berpuasa’ (Matius 17:21)
·    Latar belakang: Yesus mengusir setan dari dalam diri seorang anak muda yang telah gagal ditolong oleh murid-murid-Nya. Tampaknya mereka tidak menanggapi secara serius bagaimana setan mencengkeram diri orang muda ini. Implikasinya adalah bahwa murid-murid Yesus dapat  melakukan pengusiran setan tersebut jika mereka bersedia menjalani disiplin berpuasa. Murid-murid modern juga sering menganggap remeh ‘dosa-dosa yang mengikat’ yang dapat diusir jika mereka cukup serius untuk ambil bagian dalam suatu latihan penyangkalan diri seperti berpuasa-oleh karena itu istilahnya adalah ‘Puasa Para Murid’
Keterangan:
Puasa ini dilakukan untuk melepaskan dosa-dosa yang mengikat (Ibrani 12:1). Dosa mengikat adalah kebiasaan sikap atau tingkah laku berdosa yang memperbudak atau menjadikan seseorang sebagai korban. Membuat seseorang menjadi budak dan merenggut kehendak kita, sehingga kita tidak dapat menolong diri kita sendiri. Dosa ini tidak dapat dipatahkan karena kekuatan kehendak.
Mengapa kita terikat?
Dosa yang mengikat, mengikat kita karena kita percaya kepada kebohongan iblis. Iblis membuat kita percaya satu dari ketiga dusta ini:
-    Saya telah mencoba sebelumnya, dan saya tidak dapat mematahkannya
-    Saya tidak mau melakukan ini, tetapi saya tidak dapat melawan
-    Saya membutuhkan jawaban, tetapi saya tidak dapat menemukannya
Kita telah ditipu iblis. Sebenarnya ada jalan keluar, tetapi kita percaya bahwa kita tidak berdaya karena kita telah menyerahkan kehendak kita kepada iblis dan bukan kepada Allah.
Ketika iblis mengendalikan pikiran kita, ia mengendalikan hidup kita. Ketika ia berdusta kepada kita mengenai hidup kita, kita berada di dalam ikatan.

2.    PUASA EZRA
·    Tujuan: ‘Melepaskan beban-beban berat’ (Yesaya 58:6) untuk memecahkan masalah-masalah, mengundang pertolongan Roh Kudus untuk mengangkat beban dan mengalahkan rintangan yang menghalangi diri kita dan orang-orang yang kita kasihi untuk berjalan dengan sukacita bersama Allah
·    Ayat kunci: ‘Jadi berpuasalah kami dan memohonkan hal itu kepada Allah dan Allah mengabulkan permohonan kami’ (Ezra 8:23)
·    Latar belakang: Nabi Ezra bertanggung jawab atas – pemulihan Hukum Musa di antara orang-orang Yahudi ketika mereka membangun kembali kota Yerusalem dengan izin dari Artahsasta, Raja Persia, dimana umat Allah ditawan. Walaupun dengan izin, musuh-musuh Israel menentang mereka. Dibebani dengan rasa malu untuk meminta pasukan kepada raja Persia untuk melindungi mereka, Ezra berpuasa dan berdoa untuk mendapatkan sebuah jawaban.

3.    PUASA SAMUEL
·    Tujuan: ‘Untuk memerdekakan orang yang tertindas (secara fisik dan rohani)’ (Yesaya 58:6) - untuk kebangunan rohani dan memenangkan jiwa, untuk mengidentifikasi orang-orang dimana saja yang sungguh-sungguh diperbudak maupun diperbudak oleh dosa dan untuk berdoa supaya dipakai Allah untuk membawa orang-orang keluar dari kerajaan kegelapan dan masuk ke dalam terang-Nya yang ajaib.
·    Ayat kunci: ‘Setelah berkumpul di Mizpa, mereka menimba air dan mencurahkannya di hadapan Tuhan. Mereka juga berpuasa pada hari itu dan berkata di sana: ‘Kami telah berdosa kepada Tuhan’ (I Samuel 7:6)
·    Latar belakang: Samuel memimpin umat Allah dalam sebuah puasa untuk merayakan kembalinya Tabut Perjanjian dari tawanan orang Filistin, dan untuk berdoa sehingga Israel dilepaskan dari dosa yang menyebabkan Tabut tersebut dikuasai.

4.    PUASA ELIA

·    Tujuan: ‘Untuk mematahkan setiap kuk’ (Yesaya 58:6)-untuk mengalahkan masalah mental dan emosional yang mengendalikan hidup kita, dan mengembalikan kendali tersebut kepada Allah.
·    Ayat kunci: ‘Tetapi ia sendiri masuk ke padang gurun…maka bangunlah ia, lalu makan, dan minum, dan oleh makanan itu ia berjalan empat puluh hari empat puluh malam lamanya’ (I Raja-Raja 19:4,8)
·    Latar belakang: Meskipun Alkitab tidak menyebutkan hal ini sebuah ‘puasa’ formal, Elia dengan sengaja pergi tanpa makan ketika ia lari dari ancaman Ratu Isebel yang ingin membunuhnya. Setelah melakukan penyangkalan diri atas kehendak pribadi ini, Allah mengirimkan seorang malaikat untuk melayani Elia di padang gurun.

5.    PUASA JANDA
·    Tujuan: ‘Untuk membagikan roti (kita) bagi orang yang lapar’ dan untuk peduli terhadap orang miskin (Yesaya 58:7) - untuk memenuhi kebutuhan pokok orang lain
·    Ayat kunci: ‘Tepung dalam tempayan itu tidak habis dan minyak dalam buli-buli itu tidak berkurang seperti firman Tuhan yang diucapkan-Nya dengan perantaraan Elia’ (I Raja-Raja 17:16)
·    Latar belakang: Allah mengirimkan Nabi Elia kepada seorang janda yang kelaparan dan miskin-secara ironis, ternyata janda itu dapat menyediakan makanan untuk Elia. Sama seperti kehadiran Elia menghasilkan makanan untuk janda di Sarfat, begitu pula keberadaan diri kita di hadapan Allah dalam doa dan puasa dapat meringankan kelaparan masa kini.

6.    PUASA RASUL PAULUS
·    Tujuan: Memungkinkan terang Allah ‘merekah seperti fajar’ (Yesaya 58:8), membawa perspektif dan wawasan yang lebih jelas ketika kita membuat keputusan-keputusan yang sangat penting.
·    Ayat kunci: ‘Selama tiga hari ia (Saulus atau Paulus) tidak dapat melihat dan selama itu juga ia tidak makan dan minum’ (Kisah 9:9)
·    Latar belakang: Saulus dari Tarsus, yang kemudian dikenal sebagai Paulus setelah pertobatannya kepada Kristus, dibutakan oleh Kristus dalam kegiatan menganiaya orang-orang Kristen. Ia tidak hanya benar-benar tanpa cahaya, tetapi juga tidak memiliki pegangan tentang arah mana yang akan ia ambil dalam hidupnya. Setelah menjalani tiga hari berdoa dan tanpa makan, Paulus dikunjungi oleh seorang Kristen, Ananias dan penglihatan dan visinya untuk masa depan dipulihkan.


7.    PUASA DANIEL
·    Tujuan: Jadi “kesehatanmu akan muncul dengan segera” (Yesaya 58:8) - untuk memperoleh kehidupan yang lebih sehat atau untuk kesembuhan
·    Ayat kunci: “Daniel berketetapan untuk tidak menajiskan dirinya dengan santapan raja dan dengan anggur yang biasa diminum raja” (Daniel 1:8)
·    Latar belakang: Daniel dan tiga temannya, tawanan-tawanan orang Ibrani, menunjukkan dalam penawanan Babylonia bahwa menjauhkan diri mereka dari makanan orang-orang kafir yang telah Tuhan tunjukkan kepada mereka untuk tidak dimakan membuat mereka lebih sehat daripada semua orang di istana raja.


8.    PUASA YOHANES PEMBABTIS
·    Tujuan: Sehingga “kebenaran akan berjalan di depanmu’ (Yesaya 58:8) - sehingga kesaksian dan pengaruh kita tentang Yesus akan ditingkatkan di hadapan orang lain.
·    Ayat kunci: “Sebab ia akan besar di hadapan Tuhan dan ia tidak akan minum anggur atau minuman keras” (Lukas 1:15)
·    Latar belakang: Karena Yohanes Pembabtis adalah pembuka jalan bagi Yesus, ia melakukan nazar ‘orang nazir’ yang menuntut dia untuk berpuasa atau menghindari anggur dan minuman keras. Hal ini adalah bagian dari gaya hidup yang diadopsi oleh Yohanes Pembabtis untuk tujuan tertentu yang menunjuk dia sebagai seseorang yang dipisahkan untuk misi khusus.

9.    PUASA ESTER
·    Tujuan: ‘Kemuliaan Tuhan’ akan melindungi kita dari yang jahat (Yesaya 58:8)
·    Ayat kunci: ‘Berpuasalah untuk aku…(dan) aku serta dayang-dayangku pun akan berpuasa
     demikian…(dan) kemudian aku akan masuk menghadap raja…(dan) berkenanlah raja kepadanya’ (Ester
     4:16, 5:2)
·    Latar belakang: Ratu Ester, seorang Yahudi dalam kerajaan kafir, mempertaruhkan hidupnya untuk
     menyelamatkan bangsanya dari ancaman kebinasaan dari Ahasyweros (Serses), raja persia. Sebelum
     masuk menghadap raja untuk memohon kepadanya untuk menyelamatkan orang-orang Yahudi, Ester,
    pelayan-pelayannya, dan sepupunya, Mordekhai, semuanya berpuasa untuk memohon perlindungan
    kepada Allah.

Hati Bapa

Setelah kita diselamatkan, kita harus mengenal Allah Bapa kita.
Seperti apakah Allah Bapa itu? Jika Dia benar-benar ada, seperti apakah Dia?


I. YESUS MEMBAWA KITA MENGENAL BAPA

Kata Yesus kepadanya: “Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku. Sekiranya kamu mengenal Aku, pasti kamu juga mengenal Bapa-Ku. Sekarang ini kamu mengenal Dia dan kamu melihat Dia” (Yohanes 14:6-7)

Tujuan Yesus datang ke dunia adalah untuk memperkenalkan Bapa. Pada kenyataannya banyak orang Kristen yang belum mengenal Bapa. Kalau kita mengenal Bapa, hidup kita menjadi tenang. Yesus telah membayar harga yang mahal agar kita mengenal Bapa, dengan cara disalibkan, dikutuk dan diejek. Kalau ada dosa, maka tidak akan ada damai, sehingga manusia perlu menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juru Selamat.

Pada suatu hari ada seorang anak berumur 5 tahun dalam kesederhanaannya yang kekanak-kanakan mengajukan pertanyaan kepada ayahnya, yang banyak orang dewasapun ingin mendapatkan jawabannya, yaitu: jika Allah itu ada, seperti apakah Dia?
   

“Tidak seorangpun yang pernah melihat Allah; tetapi Anak Tunggal Allah, yang ada dipangkuan  Bapa, Dialah yang menyatakan-Nya” (Yohanes 1:18).
Ayah anak itu mengatakan bahwa Allah itu seperti Yesus.
Sebenarnya bagaimana Bapa di sorga?
Yohanes 14:9 Kata Yesus kepadanya: ”Telah sekian lama Aku bersama-sama kamu, Filipus, namun engkau tidak mengenal Aku? Barangsiapa telah melihat Aku, ia telah melihat Bapa; bagaimana engkau berkata: Tunjukkanlah Bapa itu kepada kami

Standar ideal Bapa adalah Yesus.
Gambaran Yesus sebagai Allah Bapa:
1.    Penuh kemurahan,
2.    Pengampunan,
3.    Keramahan
4.    Kasih sayang.
Melalui kehidupan-Nya Ia memperlihatkan sifat Bapa surgawi kita.
Dalam Yohanes 14:9 dikatakan “Barangsiapa telah melihat Aku, ia telah melihat Bapa; ..”
   
Salah satu contoh tentang bagaimana Yesus menyatakan Bapa kepada kita ada dalam Alkitab, ketika beberapa ibu ingin agar anak-anak mereka diberkati Yesus, murid-murid-Nya berpikir Ia terlalu sibuk untuk itu. Namun Yesus memarahi murid-murid-Nya dan berkata kepada mereka: “Biarkan anak-anak itu datang kepada-Ku, jangan menghalang-halangi mereka,…” Lalu Ia memeluk anak-anak itu dan sambil meletakkan tangan-Nya atas mereka Ia memberkati mereka. (Markus 10:13-16).

Sering kali kita bertanya-tanya mengapa kita dilahirkan ke dunia sebagai bayi yang tidak berdaya. Padahal Allah dapat memberlakukan sistem reproduksi yang dapat menghasilkan manusia dengan fisik yang lengkap seperti manusia ciptaan-Nya yang pertama-Adam dan Hawa. Tetapi Ia memilih untuk menciptakan kita sebagai makhluk dalam proses, orang yang akan bertumbuh perlahan-lahan secara fisik, emosional dan mental, dan akhirnya muncul sebagai orang yang dewasa. Karena Ia bermaksud untuk menjadikan keluarga sebagai wadah tempat kasih-Nya, sehingga anak-anak dapat bertumbuh dengan perasaan dimengerti, dikasihi dan diterima. Sayang sekali banyak keluarga tidak memenuhi ideal ini.

II. PENGHALANG KITA MENGENAL BAPA DI SURGA:
Penghalang kita mengenal Bapa di surga adalah karena adanya gambar bapa jasmani yang rusak
   
Tidak mudah orang mengakui dan mengenal Bapa, berbeda dengan Yesus dan Roh Kudus. Yesus dan Roh Kudus adalah nama yang sangat jarang digunakan, sedangkan Bapa sering digunakan untuk memanggil bapa kita didunia, sehingga apabila gambaran kita mengenai bapa di dunia rusak, maka pandangan kita terhadap Bapa kita di sorga juga akan rusak.  Kalau kita memiliki gambaran yang buruk atau memiliki trauma dengan bapa kita, maka harus dipulihkan.
Macam-macam gambaran bapa yang rusak:
-    Bapa yang otoriter, terlalu keras
-    Bapa yang terlalu memanjakan atau gampangan
-    Disiplin yang salah
-    Kurang penghargaan
-    Sulit berkomunikasi
-    Kasih yang bersyarat

Tujuh hal yang berbeda mengenai salah pengertian terhadap-Nya yang seringkali berasal dari keadaan masa kanak-kanak:
1.    Otoritas
    Kita kadang sering menjauh dengan ciut hati dari otoritas Allah Bapa, karena kita anggap Ia sama dengan tokoh lain yang berotoritas dalam hidup kita, yang kejam, galak, sewenang-wenang, padahal otoritas sebenarnya adalah pengayoman. Kasih Allah adalah sempurna. (Efesus 6:4) à “Dan kamu, bapa-bapa, janganlah bangkitkan amarah di dalam hati anak-anakmu, tetapi didiklah mereka di dalam ajaran dan nasihat Tuhan.” (Yesaya 49:15)

2.    Kepercayaan
    Allah adalah satu-satunya Bapa yang tidak akan pernah mengecewakan kita. Dalam             2 Timotius 2:13 à “Jika kita tidak setia, Dia tetap setia, karena Dia tidak dapat menyangkal diri-Nya.” Apabila Ia berjanji, Ia pasti akan menepatinya (Bilangan 23:18)

3.    Penghargaan / Nilai-nilai
Seringkali orang tua kita tidak pernah memberikan suatu penghargaan atas keberhasilan kita. Mereka hanya mengkritik dan tidak pernah memuji. Hal ini menyebabkan anak merasa minder dan tidak berharga, padahal Firman Tuhan berkata bahwa kita adalah serupa dan segambar dengan Allah (Yesaya 42:4 A).

4.    Disiplin dan Kasih
Bapa adalah penuh kasih, tetapi Ia juga Bapa yang adil dan mendidik, menghukum kita apabila kita melakukan kesalahan. Dialah yang mengejar kita dengan pengampunan dan kasih, bukan kita yang mencari-cari-Nya. “Aku menarik mereka dengan tali kesetiaan, dengan ikatan kasih. …” (Hosea 11:4). Kalau kita hanya menerima kasih, kita akan menjadi anak yang manja. Apabila kita hanya didisiplin tanpa dikasihi, maka kita akan penuh dengan kepahitan. Amsal 3:11-12

5.    Kehadiran / Pengertian isi hati
    Salah satu sifat Allah yang tidak dapat ditiru oleh orang tua manapun, yaitu kesanggupan-Nya untuk berada bersama kita sepanjang waktu. Karena orang tua terbatas dan tidak bisa memberi perhatian terus selama 24 jam setiap hari. Dia bersama kita setiap saat dan Ia juga memberi seluruh perhatian-Nya kepada kita: “Serahkanlah segala kekuatiranmu kepada-Nya, sebab Ia yang memelihara kamu.” (1 Petrus 5:7). Ia juga yang mengerti isi hati kita, bagaimana kita rindu menyenangkan hati Bapa. Seringkali orang tua hanya melihat hasil akhir dan tidak memahami perjuangan anak.

6.    Penerimaan
    Allah adalah Allah yang mengasihi tanpa syarat. Kita tidak perlu berbuat apa-apa untuk meyakinkan Dia supaya mengasihi kita, namun kita perlu menerima kasih-Nya. Ia hanya meminta kita datang kepada-Nya dengan jujur dan sungguh-sungguh; maka Ia akan mengampuni kita dan menjadikan kita anak-anak-Nya. Dalam Alkitab, nabi Zefanya melukiskan perasaan serupa di dalam hati Allah bagi kita: “Tuhan Allahmu ada diantaramu sebagai pahlawan yang memberi kemenangan. Ia bergirang karena engkau dengan sukacita, Ia membaharui engkau dalam kasih-Nya, Ia bersorak-sorak karena Engkau dengan sorak-sorai” (Zef 3:17). Anak yang orang tuanya memiliki kasih bersyarat, maka ia selalu memakai topeng dan berpura-pura baik, karena takut tertolak. Kisah anak yang hilang – anak yang sulung (Lukas 15;11-32)

7.    Komunikasi
    Komunikasi yang hangat dan terbuka sangat sukar bagi banyak orang tua, namun Allah dengan jelas mengkomunikasikan kasih-Nya kepada kita. Sesungguhnya, Ia begitu mengasihi kita, (Yohanes 3:16). Sehingga melalui Yesus komunikasi kita dengan Bapa tidak terhalang oleh dosa. Akibat komunikasi kita dengan orang tua kita buruk adalah tidak tahan berdoa, karena kita sulit berkomunikasi dengan orang tua kita dan menganggap Allah tidak punya waktu untuk kita. Mazmur 145:18.


III. PEMULIHAN GAMBAR BAPA MELALUI PENGAMPUNAN

Maleakhi 4:5-6
Kalau kita mau dipulihkan, kita harus mengampuni bapa kita. Pemulihan memori. Kasih Bapa tidak bersyarat. Kasih Bapa tidak bertambah walaupun kita tambah baik atau tambah buruk. Kisah anak yang hilang.

Tiga aspek dari hati Allah Bapa terlihat dalam perumpamaan tentang anak yang hilang:


1.    Kebebasan untuk Memilih
Sang ayah cukup mengasihi anaknya untuk membiarkannya meninggalkan rumah. Meskipun hatinya berduka.
Ø    Allah yang berdaulat memilih untuk memberi kehendak bebas kepada manusia.
Ø    Ia mengambil resiko untuk ditolak

2.    Menunggu dengan Sabar
Sang ayah amat mengasihi putranya sampai setiap hari ia mengawasi kalau-kalau anaknya pulang.
Ø    Adanya kasih karunia yang membawa pertobatan
Yesaya 30:18; Roma 2:4. Dialah Bapa yang menanti.

3.    Penerimaan yang Tanpa Syarat
Sang ayah begitu mengasihi anaknya sehingga ketika anaknya pulang ia tidak menghukum anaknya atas tindakan-tindakannya yang salah, tetapi mengampuninya dan merayakan kepulangannya dengan pesta besar.
Ø    Allah menantikan kita untuk menanggapi kasih-Nya
Ø    Dan menerima pengampunan-Nya
Ø    Ketika kita melakukannya, Ia menyambut kita dengan bebas dan sepenuhnya.

Memang Allah itu kasih dan selalu mau mengampuni, tetapi Ia juga membenci kejahatan dan tidak mentolerir kita untuk mendua hati.

Karakter Bapa kita yang sedang menanti, menurut Alkitab:
1.    Pencipta:
Yang menciptakan kita menurut gambar dan rupa-Nya dengan kebebasan untuk memilih apakah mau menanggapi kasih-Nya.
Kisah 17:28; Yes. 64:8

2.    Pemelihara:
    Yang memenuhi kebutuhan kita secara jasmani, emosional, mental dan spiritual.
Matius 7:11

3.    Kawan dan penasehat:
    Dialah yang rindu mempunyai persahabatan yang akrab dengan kita dan untuk memberikan nasehat-Nya yang bijaksana serta petunjuk-petunjuk-Nya kepada kita.
    “Engkaulah kawanku sejak kecil!” (Yeremia 3:4).
“… dan namanya disebutkan orang: Penasehat Ajaib, Allah yang Perkasa, Bapa yang Kekal, Raja Damai.” (Yesaya 9:5).
“Dengan nasihat-Mu Engkau menuntun aku.” (Mazmur 73:24).

4.    Korektor:
Dialah yang mengoreksi (menegur) dan mendisiplinkan kita.
Ibrani 12:5-6,8,11

5.    Penebus:
    Dialah yang mengampuni kesalahan anak-anak-Nya dan mendatangkan kebaikan dari kegagalan dan kelemahan mereka; Dialah yang menyelamatkan.
    “Tuhan adalah penyayang dan pengasih, panjang sabar dan berlimpah kasih setia Sejauh timur dari barat, demikian dijauhkan-Nya dari pada kita pelanggaran kita. Seperti Bapa sayang kepada anak-anak-Nya, demikian sayang kepada orang-orang yang takut akan Dia.” (Mazmur 103:8, 12-13).

6.    Penghibur:
    Dialah yang mengasihi kita dan menghibur kita pada saat susah.
     “Terpujilah Allah, Bapa Tuhan kita Yesus Kristus Bapa yang penuh belas kasihan dan Allah sumber segala penghiburan. Yang menghibur kami dalam segala penderitaan kami.” (2 Kor. 1:3, 34).

7.    Pembela dan pembalas:
    Dialah yang melindungi, membela dan membebaskan/melepaskan anak-anak-Nya Mazmur 91:1-3

8.    Bapa
    Dialah yang ingin membebaskan kita dari segala ilah palsu sehingga Ia dapat menjadi Bapa kita. ”Dan Aku akan menjadi Bapamu, dan menjadi anak-anak-Ku laki-laki dan anak-anak-Ku perempuan, demikianlah firman Tuhan, yang Maha Kuasa.” (2 Korintus 6:18).

9.    Bapa bagi yang tidak berayah:
    Dialah yang mempedulikan anak yatim dan janda.
    “Bapa bagi anak yatim dan pelindung bagi para janda, itulah Allah  di kediaman-Nya yang Kudus: Allah memberi tempat tinggal kepada orang-orang sebatang kara.”               (Mazmur 68:6-7).

10.    Bapa yang mengasihi:
    Dialah yang menyatakan Diri-Nya melalui Yesus Kristus.
    “Sebab Bapa sendiri mengasihi kamu, karena kamu telah mengasihi Aku dan percaya, bahwa Aku datang dari Allah.” (Yoh. 16:27).

Allah adalah Bapa yang menanti, Bapa yang mengasihi, dan banyak lagi! Ketika kita menghabiskan waktu bersama Dia, kita akan menemukan pandangan yang segar terhadap karakter-Nya dan kedalaman yang baru dalam hubungan dengan Dia.

Pemulihan Hati Bapa

Berfirmanlah Allah: "Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita, supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas ternak dan atas seluruh bumi dan atas segala binatang melata yang merayap di bumi." Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar Allah diciptakan-Nya dia; laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka. Allah memberkati mereka, lalu Allah berfirman kepada mereka: "Beranakcuculah dan bertambah banyak; penuhilah bumi dan taklukkanlah itu, berkuasalah atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas segala binatang yang merayap di bumi." (Kej. 1:26-28)
Manusia diciptakan Allah seturut dengan Gambar dan Rupa Allah untuk berkuasa atas ciptaan Allah yang lain dan menikmati berkat yang sudah Allah berikan. Tetapi yang menjadi permasalahannya adalah ketika manusia jatuh dalam dosa. Seringkali anak Tuhan tidak bisa mengalami keintiman dengan Bapa karena Gambar Bapa sudah dirusak oleh Iblis. Ada beberapa area-area yang dirusak oleh iblis :
  1. Area Otoritas
    • Bapa didunia – Sangat Otoriter
    • Akibatnya menganggab Allah itu kejam
    • Bapa didunia Tidak Berotoritas
    • Akibatnya Menganggap Allah itu loyo
    Seharusnya
    Mat. 10:32-33 Setiap orang yang mengakui Aku di depan manusia, Aku juga akan mengakuinya di depan Bapa-Ku yang di sorga. Tetapi barangsiapa menyangkal Aku di depan manusia, Aku juga akan menyangkalnya di depan Bapa-Ku yang di sorga."
  2. Area Kepercayaan
    • Bapa didunia – tidak dapat dipercaya
    • Akibatnya Allah itu ingkar janji
    Seharusnya
    Maz. 18:30 Adapun Allah, jalan-Nya sempurna; janji TUHAN adalah murni; Dia menjadi perisai bagi semua orang yang berlindung pada-Nya.
  3. Area Penghargaan
    • Bapa didunia- tidak pernah Menghargai
    • Akibatnya Menganggap Allah itu Allah yang tidak pernah menghargai
    Seharusnya
    Mazmur 27:10 Sekalipun ayahku dan ibuku meninggalkan aku, namun TUHAN menyambut aku.
  4. Area Disiplin
    • Bapa didunia – Sangat Disiplin atau bergaya Militer
    • Akibatnya Mengganggap Allah penuh Hukuman
    • Bapa didunia – Tidak Ada Aturan
    • Akibatnya Menganggab Allah yang bebas atau sembarangan
    Seharusnya
    1 Yoh. 1:9 Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan.
    Ibr. 12:10-11 Sebab mereka mendidik kita dalam waktu yang pendek sesuai dengan apa yang mereka anggap baik, tetapi Dia menghajar kita untuk kebaikan kita, supaya kita beroleh bagian dalam kekudusan-Nya. Memang tiap-tiap ganjaran pada waktu ia diberikan tidak mendatangkan sukacita, tetapi dukacita. Tetapi kemudian ia menghasilkan buah kebenaran yang memberikan damai kepada mereka yang dilatih olehnya.
    Why. 3:19 Barangsiapa Kukasihi, ia Kutegor dan Kuhajar; sebab itu relakanlah hatimu dan bertobatlah!
Diakhir jaman ini Tuhan ingin memulihkan setiap kita anak-anak muda untuk mengalami pemulihan hati Bapa.
Seperti Firman Tuhan dalam Mal. 4:6 Maka ia akan membuat hati bapa-bapa berbalik kepada anak-anaknya dan hati anak-anak kepada bapa-bapanya supaya jangan Aku datang memukul bumi sehingga musnah.
Mari alamilah jamahan Tuhan lepaskan pengampunan dan terimalah orang tua kita apa adanya, alami pemulihan antara orang tua dengan anaknya. Saatnya anak-anak muda mengampuni bapanya orang tuanya dan mulai sayangi orang tua kita seperti kita sayang kepada Tuhan kita, maka pemulihan seutuhnya akan terjadi dalam setiap aspek kehidupan kita…Amin
"TUHAN YESUS MEMBERKATI"

Pelayanan Pelepasan. Perlukah bagi setiap kita ??

A. WHAT

APAKAH PELAYANAN PELEPASAN ITU ?

Istilah pelayanan pelepasan (deliverance ministry atau exorcism) muncul seiring dengan perkembangan gerakan Kristen Pentakosta dan Kristen Karismatik. Beberapa hamba Tuhan seperti Derek Prince, Frank Hammond, dan Win Worley berpengaruh besar dalam mensosialisasikan istilah itu. Meskipun demikian, pelayanan pengusiran setan itu sudah ada sejak jaman Yesus dan para rasul serta gereja pertama. Pelayanan itu sendiri diajarkan oleh Yesus dan para murid-Nya. Alkitab mengajarkan pelayanan pelepasan dengan sangat jelas.

Menurut Dictionary of Pentecostal and Charismatic Movements, pelayanan pelepasan (exorcism) adalah the act of expelling evil spirits or demons by adjuration in the name of Jesus Christ and through His power. Pelayanan pelepasan adalah tindakan mengusir roh-roh jahat atau setan-setan di dalam nama Yesus dengan kuasa Tuhan.

PENGUSIRAN SETAN DI LUAR KRISTEN

Apa beda pelayanan pelepasan Kristen dengan pengusiran setan yang dilakukan dalam agama-agama atau kepercayaan-kepercayaan lain?

-Pengusiran setan kita lakukan dalam kuasa satu nama saja, Tuhan Yesus Kristus (Mrk 16:17). Kita tidak memakai nama-nama lain untuk mengusir setan.
-Pengusiran setan dilakukan bukan dengan kekuatan manusia, kekuatan pikiran (mind power), kekuatan jiwa (psychological power), atau kekuatan-kekuatan spiritual lain. Pengusiran itu dilakukan dengan memohon kuasa dari Roh Kudus (Kis 1:8).
-Pengusiran setan dilakukan dalam rangka memohon kehadiran Tuhan, sebab ketika setan diusir, sesungguhnya Kerajaan Allah datang (Luk 11:20).
-Pengusiran setan dilakukan dengan berpedoman pada Alkitab yang adalah Firman Tuhan. Alkitab harus menjadi “buku manual” bagi praktek pelayanan ini (band. 2 Tim 3:16)

B. WHO

SIAPA YANG HARUS DILAYANI PELEPASAN?

Siapa yang harus dilayani pelepasan? Tentu saja adalah orang yang terikat oleh setan, iblis, atau roh-roh jahat. Prinsipnya, manusia bisa diserang, dimasuki, dirasuki, dan dikuasai oleh setan-setan. Manusia itu ibarat rumah yang bila tidak dijaga maka akan didiami oleh iblis (Mat 12 :43-45:

Yesus menjelaskan dengan gamblang bagaimana manusia bisa dikuasai setan (Mat 12:43-45): ”Apabila roh jahat keluar dari manusia, ia pun mengembara ke tempat-tempat yang tandus mencari perhentian. Tetapi ia tidak mendapatnya. Lalu ia berkata: Aku akan kembali ke rumah yang telah kutinggalkan itu. Maka pergilah ia dan mendapati rumah itu kosong, bersir tersapu dan rapi teratur. Lalu ia keluar dan mengajak tujuh roh lain yang lebih jahat dari padanya dan mereka masuk dan berdiam di situ. Maka akhirnya keadaan orang itu lebih buruk daripada keadaannya semula.” Penjelasan itu memberikan beberapa poin penting, pertama, manusia itu seperti sebuah rumah. Kedua, iblis dapat masuk, tinggal, dan menguasai rumah itu. Iblis dapat diusir keluar dari rumah itu (Mrk 16:17; Yak 4:7). Ketiga, iblis akan masuk kembali dan merebut manusia itu kembali karena memang ingin menghancurkan manusia (Yoh 10:10). Keempat, maka rumah itu jangan dibiarkan kosong, harus diisi dengan Penghuni baru (Roh Kudus) sehingga manusia percaya menjadi rumah Tuhan, Bait Roh Kudus (1 Kor 6:19).

Bagaimana setan bisa masuk dalam diri manusia? Pertama, bisa karena kutuk garis keturunan. Seorang anak bisa terikat iblis sejak lahir karena faktor orangtua yang juga terikat kuasa gelap. Makanya ada penyakit turunan, kutuk turunan, kutuk warisan, dan juga ilmu gaib warisan. Kedua, keterlibatan pada okultisme. Ketiga, sakit-penyakit yang menyebabkan pertahaan jasmani-rohani kita lemah sehingga iblis bisa menerobos masuk. Keempat, kelemahan jiwa (stress, depresi, ketakutan, marah, benci, patah hati, dst) menyebabkan pertahanan rohani lemah dan iblis pun masuk. Kelima, serangan kuasa gelap (misalnya terkena sihir, tenung, guna-guna). Keenam, diserang iblis yang berkuasa atas wilayah tertentu (misalnya diserang iblis yang ada di kuburan atau tempat angker, rumah angker, dll). Ketujuh, dimasuki iblis karena belajar ilmu gaib, tenaga dalam, dll. Kedelapan, dikuasai iblis karena sengaja menyembah iblis (misalnya mengikuti ritual seks, ritual gereja setan, dll). Kesembilan, dikuasai iblis karena hidup dalam dosa (perzinahan menyebabkan orang terikat roh najis, pembunuhan membuat si pembunuh dikuasai roh jahat, dst).

SIAPA YANG BISA MELAYANI PELEPASAN?

Menurut Alkitab, siapa saja yang berkuasa melayani pelepasan?

Yesus, itu sangat jelas. Alkitab mencatat pelayanan-pelayanan pelepasan yang dilakukan-Nya (misalnya Mrk 9 :14-28).
-Para murid Yesus (Mat 10 :8; Luk 10 :17-19).
-Para rasul, misalnya Rasul Paulus (Kis 19 :11-12)
-Setiap orang percaya. Pelayanan pelepasan itu merupakan tanda-tanda yang menyertai setiap orang percaya (Mrk 16:17)

APAKAH ADA KARUNIA PELAYANAN PELEPASAN?

Sekalipun mengusir setan merupakan tanda yang menyertai setiap orang percaya, Tuhan memakai anggota-anggota Tubuh Kristus tertentu untuk melakukan kuasa itu sebagai sebuah spesialisasi pelayanan. Jadi, meskipun semua orang percaya bisa mengusir setan, ada hamba-hamba Tuhan yang secara khusus diberi panggilan, urapan, dan karunia untuk melayani pelepasan. Frank Hammond dan Win Worley adalah contoh hamba-hamba Tuhan yang dipanggil dan diurapi secara khusus untuk melayani pelapasan.

Hal itu sama seperti dalam pelayanan-pelayanan lainnya. Semua orang bisa berkotbah, tetapi ada hamba-hamba Tuhan yang khusus diurapi sebagai pengkotbah. Semua harus memberitakan Injil, tetapi Billy Graham dan Reinhard Bonnke diurapi secara khusus sebagai penginjil. Semua orang percaya bisa memuji Tuhan, tetapi Don Moen dan Darlene Zschech diberi urapan khusus untuk menjadi worshipers. Semua orang bisa berdoa, tetapi Suzette Hattingh dan Cindy Jacubs adalah wanita-wanita yang diberi karunia khusus sebagai pendoa-pendoa syafaat.

C. WHY

MENGAPA PERLU PELAYANAN PELEPASAN?

Mengapa pelayanan pelepasan perlu dilakukan sekarang ini ?

Pelayanan pelepasan itu harus dilakukan sebab banyak (dan semakin banyak) orang terikat iblis. Setan bisa masuk karena
-Manusia itu berbuat dosa, contohnya adalah Ananias (Kis 5 :3)
-Manusia sering lemah rohani, tidak mempunyai pertahanan rohani.
-Manusia menjadi korban kutuk-kutuk iblis yang bersifat warisan dari nenek moyang mereka.
Sebelum akhir jaman, iblis masih diijinkan Tuhan bercokol di bumi ini (1 Yoh 5 :19) sehingga peperangan rohani masih akan terus terjadi.
Iblis akan terus-menerus melakukan perlawanan sehingga peperangan rohani masih harus terus dilancarkan (Ef 6:12)

SETAN HARUS DIUSIR KELUAR DARI MANUSIA

Mengapa manusia yang terikat iblis harus dilayani pelepasan ?

Iblis adalah pencuri, pembunuh, dan pembinasa (Yoh 10 :10). Begitu mendapatkan kesempatan, iblis akan terus menguasai manusia sampai manusia itu terenggut 100 persen.
Iblis selalu ingin tinggal di dalam diri manusia, bahkan sekalipun ia telah diusir keluar (Mat 12 :43-45). Karena itu, tindakan pengusiran yang tegas atas setan harus dilakukan.
Manusia sebagai sebuah ‘rumah’ harus dibersihkan dari ‘para penghuni’ lamanya, yaitu iblis. Rumah itu akan didiami oleh Tuhan sebagai ‘’Bait Roh Kudus’’ (1 Kor 6 :19). Dan, Roh Kudus harus kita beri kesempatan untuk memenuhi diri kita (Ef 5 :18).

ORANG PERCAYA BISA MENGUSIR SETAN

Mengapa orang percaya bisa melakukan pelayanan pelepasan?

Yesus memberi perintah supaya orang pecaya mengusir setan-setan (Mat 10 :8)
Yesus berjanji bahwa orang percaya bisa mengusir setan dengan menggunaan nama-Nya (Mrk 16:17)
Tuhan memberi Roh Kudus sehingga anak-anak Tuhan penuh dengan kuasa illahi (Kis 1:8).
Pada dasarnya, iblis telah dikalahkan oleh Yesus di kayu salib (1 Kor 15:27). Yesus telah melucuti pemerintah-pemerintah dan penguasa-penguasa dan menjadikan mereka tontonan umum dalam kemenangan-Nya atas mereka (Kol 2 :13-15)
Tuhan telah memberikan senjata-senjata rohani sehingga kita bisa memenangkan peperangan rohani melawan iblis (Ef 6 :10-18)

PERKEMBANGAN PELAYANAN PELEPASAN

Mengapa pelayanan pelepasan berkembang pesat dalam kekristenan masa kini ?

Karena Roh Kudus sedang dicurahkan di akhir jaman dengan dahsyatnya (Kis 2 :17)
Karena Gereja sedang dipulihkan (Kis 3 :21)

D. WHEN

KAPAN PELAYANAN PELEPASAN BERLANGSUNG?


Kuasa untuk pelayanan pelepasan terjadi sebagai wujud Kedatangan Kerajaan Allah di bumi, yaitu sejak Kedatangan Yesus yang Pertama.

Kuasa mengusir setan terjadi dalam masa pelayanan Yesus di bumi, dan itu merupakan tanda bahwa Kerajaan Allah datang kepada kita (Mat 12 :27-28)
Kuasa mengusir setan dinyatakan pada masa pelayanan para murid dan para rasul (Luk 9 :1-2 ; Kis 16 :18)
Kuasa mengusir setan terjadi pada masa pelayanan Gereja sekarang ini, sebab Tuhan Yesus menyertai kita sampai akhir jaman (Mat 28 :18-20)

Roh Kudus bekerja sejak Hari Pentakosta (Kis 2) sampai Kedatangan Yesus yang Kedua (Pengangkatan). Dengan demikian, kita bisa mengusir setan sama seperti Petrus, Paulus, dan para murid Yesus di jaman dulu. Kita menolak paham cessasionism yang mengatakan bahwa karunia-karunia dan kuasa Roh sudah berhenti.

KAPAN SEORANG KONSELI BISA DILAYANI PELEPASAN?

Orang yang akan dilayani pelepasan perlu mempersiapkan diri dengan sungguh-sungguh. Sebab, proses pelepasan – sekalipun dilayani oleh para hamba Tuhan yang berpengalaman – bisa terhambat jika:

Orang yang dilayani itu masih belum merelakan sepenuhnya untuk benar-benar melepaskan diri dari ikatan roh-roh jahat itu. Misalnya tidak mau melepasakan jimat-jimatnya atau kebiasaan ritual satanisnya.
-Orang yang dilayani itu tidak mau sungguh-sungguh bertobat
-Orang yang dilayani itu tidak mau sungguh-sungguh percaya dan berserah kepada Yesus
-Orang yang dilayani itu tidak mau berserah dalam pekerjaan Roh Kudus

Tuhan sendiri tidak pernah memaksa orang untuk mengikut Dia dan meninggalkan kehidupan lamanya. Jadi, Tuhan menunggu sampai kita rela dan berserah total kepada-Nya. Kebebasan baru diberikan manakala kita hidup sepenuhnya bagi Tuhan.

PELAYANAN EMERGENSI
Di sisi lain, orang percaya yang dipenuhi Roh Kudus harus siap setiap saat. Seharusnya, jika ada kasus kerasukan, orang Kristen bertindak membebaskan. Pada kasus-kasus emergensi – misalnya pada peristiwa kerasukan massal – kita harus bertindak cepat. Meskipun orang yang kita layani belum tentu mau menerima Kristus – dan kita pun tidak memaksanya menjadi Kristen – kita sebenarnya tetap bisa menolongnya terbebas dari kerasukan itu. Sama seperti orang sakit, kita bisa menyembuhkannya tanpa dia menjadi Kristen. Soal iman pada dasarnya terserah pada keputusan masing-masing, yang penting kita memberi pertolongan dan menunjukkan jalan kebenaran itu.

E. WHERE
DI MANA BISA DILAKUKAN PELAYANAN PELEPASAN?

Pada prinsipnya, pelayanan pelepasan bisa dilakukan di mana saja, karena Tuhan itu Mahahadir (omnipresent). Yesus mengatakan bahwa jika dua atau tiga orang berkumpul dalam namaNya, Ia hadir (Mat 18 :20). Roh Kudus menyertai kita kapan pun dan di mana pun. Jadi, kita dapat melayani pelepasan di rumah, di kampus, di sekolah, di kantor, di dalam perjalanan mobil, dan di mana saja.

Pelayanan pelepasan dapat pula dilakukan di tempat ibadah. Yesus pun mengusir setan di dalam sinagoge (Luk 4 :31-37). Adalah hal biasa jika terjadi pelepasan pada waktu kita beribadah.

PERLUKAH TEMPAT PELAYANAN KUSUS?

Mengenai tempat khusus yang disediakan untuk pelayanan pelepasan, itu ada baiknya. Karena pelepasan merupakan proses peperangan rohani, kita memerlukan persiapan khusus dan juga dukungan fasilitas. Secara fisik, itu akan membantu intensitas pelayanan. Secara spiritual, peperangan akan lebih ringan dan terfokus jika dilakukan di kawasan yang relatif bersih dari kontaminasi roh-roh jahat. Tempat yang khusus itu juga membuat orang (konseli) yang dilayani merasa nyaman dan aman untuk sharring. Apalagi jika terjadi manifestasi-manifestasi yang ’demonstratif’ dan ’atraktif’, tempat khusus yang tertutup sangat membantu proses pelepasan.

F. HOW

KESERIUSAN

Pelayanan pelepasan – sama seperti pelayanan-pelayanan lainnya – tidak boleh dilakukan dengan sembarangan. Apalagi, pelayanan ini membawa kita pada konfrontasi langsung dengan setan. Kita harus menanganinya dengan serius, hati-hati, penuh kewaspadaan, konsentrasi penuh, dan benar-benar mengandalkan Roh Kudus Kristus.

PERSIAPAN KONSELI

Bagaimana seorang konseli yang akan dilayani harus mempersiapkan diri?

-Konseli harus jujur di hadapan Tuhan dan konselor, mengaku dosa, dst (Mzm 32:5; 139:23-24)
-Konseli perlu rendah hati (Yak 4:6b-7; 5:16)
-Konseli harus benar-benar bertobat dari dosa dan kehidupan lama yang telah menyebabkan dirinya terikat iblis (Yeh 20:43; Mat 3:7-8)
-Konseli harus mau mengampuni orang lain lebih dahulu (Mat 6:1-15)

PERSIAPAN KONSELOR


Konselor, pendoa, atau hamba Tuhan yang akan melayani juga harus mempersiapkan diri secara sungguh-sungguh.

-Ia harus dipenuhi Roh Kudus (Kis 1:8)
-Ia benar-benar bertumbuh menjadi utusan Kristus yang melayani Tuhan (2 Kor 5:20)
-Ia bertumbuh dalam karunia-karunia Roh Kudus (1 Kor 12:7-11)

Pelayanan pelepasan banyak menyangkut dimensi spiritual (peperangan dengan setan-setan) sehingga konselor harus benar-benar berkapasitas secara spiritual. Ketrampilan konseling dan pengetahuan teologia saja tidak cukup. Konselor harus benar-benar paham tentang alam roh, peka dengan Roh Kudus, dan penuh urapan.

Pada dasarnya, setiap orang percaya bisa mengusir setan-setan di dalam nama Yesus (Mrk 16:17). Seriap murid Kristus diberi perintah dan kuasa untuk mengusir setan (Mat 10:8). Namun, untuk melancarkan peperangan tingkat strategis, tidak sesederhana melayani pelepasan secara personal. Para pendoa harus memperhatikan hal-hal berikut ini. Pertama, harus ada persiapan rohani. Kegagalan para murid dalam mengusir setan disinyalir disebabkan oleh kurangnya persiapan karena Yesus menyarankan supaya mereka lebih serius dalam iman, doa, dan puasa (Mat 17:20-21).

Kedua, harus mengenakan selengkap senjata Tuhan (Ef 6:14-18), meliputi: (1) ikat pinggang kebenaran, yaitu hidup dalam kebenaran Firman, (2) baju zirah keadilan, yaitu hidup benar, suci, murni, tulus, lurus, (3) kasut kerelaan memberitakan Injil, yaitu tujuan untuk membawa jiwa-jiwa kepada Kristus, (4) perisai iman, (5) ketopong keselamatan, yaitu pikiran yang berpusat pada Kristus Juruselamat, (6) pedang Roh, yaitu Firman Tuhan, (7) doa yang terus menerus.
Ketiga, harus ada pengayoman (coverage) dari para pemimpin. Tuhan menetapkan para pemimpin sebagai pengayom jemaat secara spiritual (Ibr 13:17). Doa mereka memerisai kehidupan rohani segenap jemaat. Dalam melakukan peperangan, kita perlu perisai rohani.

Keempat, harus menutup semua celah, tidak memberi peluang masuk sedikit pun kepada iblis (Ef 4:27). Kemarahan, kesedihan, dosa, dan sebagainya menjadikan celah terbuka sehingga iblis mempunyai peluang untuk menyerang dan merangsek masuk. Banyak pendoa peperangan jatuh karena hidupnya memiliki celah-celah menganga.

MENGIDENTIFIKASI ROH-ROH JAHAT

Bagaimana cara mengidentifikasi adanya ikatan roh-roh jahat dalam diri konseli?

Kita dapat menganalisis dari gejala-gejala yang tampak dalam jiwa, tubuh, dan kehidupan konseli kita. Sebagai contoh adalah:
-Adanya penyakit yang aneh, ini dapat dicurigai sebagai akibat pengaruh setan
-Adanya kecelakaan bertubi-tubi yang aneh, ini dapat dicurigai sebagai akibat kutuk
-Adanya mimpi-mimpi yang aneh, ini dapat dicurigai sebagai serangan kuasa gelap
-Adanya ikatan dosa yang kronis, ini dapat dicuragai sebagai bukan sekedar masalah psikologis, tetapi masalah demonis
Kita dapat melakukan wawancara mendalam (deep interview) melalui proses konseling maupun pengisian kuesioner (lihat bagian G. KUESIONER) untuk mengetahui sejarah keterikatan dengan iblis.
Berdasar pimpinan Roh Kudus, kita dapat memakai ”karunia membedakan roh” untuk mengidentifikasi musuh (1 Kor 12:10)
Kita dapat memohon Roh Kudus memberitahu melalui pewahyuan. Dengan Hikmat Allah, Yesus tahu kondisi perempuan Samaria (Yoh 4:16-20)

PROSES PELAYANAN PELEPASAN

Bagaimana proses pelayanan pelepasan itu? Bagaimana cara kita mengusir setan-setan?

-Kita mendoakan konseli dan memohon supaya Roh Kudus turun dan bekerja atas dirinya.
-Kita harus bertindak aktif mengusir setan dalam nama YESUS (Mrk 16:17)
Seperti Yesus, kita melawan dan mengusir iblis dengan Firman Tuhan (Mat 4:1-11). Sebagai contoh, kita bisa berkata: ”Hai iblis, karena ada tertulis (sebut ayat Alkitab), aku mengusir engkau keluar dari orang ini!”
Kita perlu melancarkan doa sambil berpuasa (Mat 17:21)
Pelayanan dapat dilakukan secara pribadi maupun massal, menurut petunjuk Roh Kudus (band. Mat 4:23-25)
Kita harus memakai dan mengaktifkan selengkap senjata rohani (Ef 6:11-18)
Metode pengusiran pada dasarnya variatif, tergantung pada jenis iblis, reaksi iblis, dan hikmat Roh Kudus. Dalam hal menggunakan ”minyak urapan” misalnya, perlu memohon hikmat Tuhan. Malahan, Paulus memakai saputangan untuk mengalirkan urapan (Kis 19:11-12)

REAKSI-REAKSI IBLIS SAAT DIUSIR

Bagaimana reaksi iblis pada saat kita melancarkan peperangan (pelepasan) atas diri konseli?

-Iblis akan memberi perlawanan dan menyerang balik. Kalau konselornya tidak berkapasitas rohani, ia bisa diserang balik seperti pada kasus anak-anak imam Skewa (Kis 19:13-16)
-Roh-roh jahat akan saling bekerjasama dalam memberi perlawanan, sebab mereka merupakan satu ’pemerintahan’ (Ef 6:12)
-Iblis keluar, tetapi ingin kembali dengan membawa kawan-kawannya (Mat 12:43-45)
-Kadang-kadang Iblis keluar dengan manifestasi fisik yang terjadi atas konseli seperti berteriak, tubuh berguncang, muntah-muntah, dll (Mat 8:29; Mrk 1:23; 5:3-5; Luk 4:41; Kis 8:7)

FOLLOW-UP


Iblis akan menyerang balik dan ingin kembali menguasai orang yang pernah dirasukinya. Jadi, pelayanan pelepasan tidak boleh dilakukan tanpa follow-up. Tindakan rohani apa yang harus dilakukan oleh konseli pasca dilayani pelepasan?

-Terus berjaga-jaga, siaga dalam peperangan, dan mengenakan seluruh perlengkapan senjata rohani (Ef 6:10-18)
-Selalu menjaga perkataan dan mengucapkan perkataan-perkataan iman yang positif (Mrk 11:23)
-Merenungkan Firman Tuhan, mengisi pikiran dan hati dengan Firman Tuhan secara intensif setiap harinya (Mzm 1:1-3)
-Menyalibkan kedagingan, tidak membiarkan dirinya dikuasai oleh hawa nafsu (Luk 9:23; Gal 5:19-21, 24)
-Mengembangkan keintiman dengan Tuhan melalui kehidupan doa dan penyembahan rohani (1 Kor 14:14-15)
-Bertumbuh dalam persekutuan anak-anak Tuhan yang berohani (1 Kor 12:7-14)
-Bertumbuh dalam pembinaan dan pengayoman (coverage) para hamba Tuhan atau pemimpin rohani yang benar-benar dewasa (Ibr 13:17)
Penuhi “rumah” dan jangan biarkan kosong (Mat 12:43-45). Tubuh kita harus dipersembahkan sehingga menjadi “rumah Tuhan” atau Bait Roh Kudus (1 Kor 6:19). Jadi, kita harus selalu memohon kepenuhan Roh Kudus.

G. KUESIONER


KUESIONER IDENTIFIKASI IKATAN ROH-ROH JAHAT

Masalah-masalah yang muncul dalam tubuh jasmani, kejiwaan, kepribadian, dan kehidupan dapat dicurigai sebagai gejala-gejala yang mengindikasikan adanya ikatan roh-roh iblis. Di bawah ini adalah daftar ikatan-ikatan roh jahat yang teridentifikasi dari masalah-masalah yang muncul dan dari riwayat kehidupan seseorang.

Masalah-masalah Kutuk Garis Keturunan

-Sakit-penyakit turunan
-Kutuk mati muda
-Kutuk kecelakaan
-Kutuk kemiskinan
-Ilmu gaib satanis / kemampuan gaib satanis turunan dari nenek moyang
Dll

Masalah-masalah Masa Pre-Natal, Bayi, Kanak-kanak

-Kelahiran yang ditolak
-Aborsi
-Kurang kasih sayang
-Diperlakukan sebagai orang yang berjenis kelamin lain
-Kecelakaan masa kecil
-Trauma masa kecil

Masalah-masalah Kegagalan hidup
-Kemiskinan
-Jerat hutang
-Kebodohan
-Kegagalan beruntun
-Kecelakaan
-Malapetaka
-Ancaman maut bertubi-tubi

Masalah-masalah Tubuh-Jasmani

-Penyakit aneh
-Penyakit karena kerasukan
-Penyakit karena diguna-guna
-Penyakit karena masalah-masalah kejiwaan (psikosomatis)
-Kelemahan fisik
-Penyakit menahun
-Penyakit aneh yang tidak masuk akal
-Kelemahan tubuh

Masalah-masalah Kejiwaan
(berkaitan dengan kehidupan individual dan social)

-Kepahitan
Dendam
Tidak mengampuni
Keras hati
Benci
Pembunuhan

-Pemberontakan
Kemauan diri sendiri
Bebas
Tidak mau menundukkan diri
Tidak mau taat

-Perselisihan
Perseteruan
Mengomel
Perbantahan
Pertengkaran
Perkelahian

-Marah
Dendam
Geram
Jengkel
Sadis
Kejam
Mengutuk

-Suka menuduh
Kritik
Cerewet
Menghakimi
Mencari kambing hitam
Menggosip
Mencemarkan nama baik
Menuduh diri sendiri

-Tertuduh
Tertolak
Rasa bersalah berlebihan
Takut ditolak
Menolak diri sendiri
Merasa menjadi korban

-Tidak aman / tidak nyaman
Rendah diri
Kesepian
Segan
Malu

-Cemburu
Curiga berlebihan
Iri hati berlebihan
Kepentingan diri sendiri
Ingin menang sendiri

-Pengunduran diri
Melarikan diri dari masalah
Melamun, berkhayal
Acuh tak acuh
Tidur berlebihan

-Sikap pasif
Tidak bergairah
Menyendiri, tidak bersosial
Tidak berpikir

-Tekanan batin
Tak bersemangat
Mau bunuh diri
Sukar tidur

-Luka-luka batin
Sakit hati
Kecewa berat
Beban berat
Teraniaya

-Kesedihan
Dukacita
Kemurungan
Patah hati

Masalah-masalah Traumatis

-Trauma kecelakaan
-Trauma penyakit
-Trauma aniaya
-Trauma diperlakukan tidak adil
-Trauma dilecehkan (diperkosa, dll)

Masalah-masalah Pikiran


-Filsafat-filsafat palsu
-Pikiran kacau
-Ideologi ekstrem
-Kesombongan
-Pemujaan intelektualitas
-Penipuan
-Siasat licik
-Rencana-rencana jahat
-Pikiran jahat
-Lemah pikiran, kebodohan
-Dominasi logika-rasio, sulit beriman
-Pikiran terlalu rumit
-Tak bisa ambil keputusan

Masalah-masalah Kepribadian

-Warisan karakter yang buruk
-Sifat-sifat buruk
-Kecenderungan-kecenderungan negatif
-Kepribadian ekstrem
-Kepribadian ganda
-Kemunafikan
-Berpura-pura
-Bersandiwara
-Merekayasa
-Suka memutarbalikan
-Etnosentrisme ekstrem
-Banci
-Perfeksionisme
-Dominan / berkuasa
-Perasa
-Melankolis
-Rapuh
-Mudah tersinggung
-kesombongan
-Pembenaran diri
-Tinggi hati
-Tidak sabar
-Keras, kasar, bengis

Masalah-masalah sakit mental

-Idiot
-Gila
-Stress
-Depresi
-Paranoid
-Pengkhayal
Dll

Masalah-masalah Ketagihan/ketergantungan


-Rokok berat
-Minuman keras
-Alkoholisme
-Obat bius, sabu-sabu, dll
-Narkoba
Dll

Masalah-masalah Dosa yang menjadi Kebiasaan

-Perzinahan
-Mencuri
-Membunuh
Dll

Masalah-masalah Ketidakkudusan

-Onani, masturbasi
-Pornografi
-Seks bebas
-Kumpul kebo
-Homoseks, lesbian
-Penyimpangan-penyimpangan seks
-Incest
-Perkosaan
-Kekerasan seks
-Pelacuran

Masalah-masalah Keagamaan

-Fanatisme agama
-Fanatisme doktrinal
-Kesalahan doktrin
-Formalitas
-Kemunafikan agamawi
-Pemujaan tradisi agama

Masalah-masalah Kepercayaan Tradisional/Modern/Posmodern yang bersifat Satanis


-Upacara-upacara satanis
-Kepercayaan-kepercayaan satanis

Masalah-masalah Pengalaman dengan Iblis

-Penampakan setan-setan
-Diserang roh halus
-Berbicara dengan roh setan
-Mimpi-mimpi satanis
Dll

Masalah-masalah Bidat

-Aliran-aliran sesat
-Ikatan dengan kelompok-kelompok sesat
-Ajaran sesat
Dll

Masalah-masalah Okultisme

-Pemujaan satanis
-Praktek-praktek satanis
-Aliran-aliran satanisme
Dst

Masalah dengan Tuhan

-Mengutuk Tuhan
-Menghujat Tuhan
-Mendukakan Tuhan
-Ateisme

H. SATANOLOGI

MENGENALI SETAN

Diambil dari buku “Doa Mengatasi Bencana Alam” oleh Haryadi Baskoro (Penerbit ANDI, Yogyakarta, 2009).

Iblis merupakan suatu pribadi jahat yang memiliki kuasa supranatural atas kosmos. Menurut sejarahnya, setan (dalam bahasa Latin disebut Lucifer) adalah penghulu malaikat yang memberontak kepada Tuhan. Sejak kekal, sebelum Adam dan Hawa diciptakan, Tuhan memerintah bersama para malaikatnya. Pemberontakan Lucifer terlihat dari keinginannya untuk menjadi penguasa yang melampaui Tuhan. Hal itu terungkap dari kata-kata ”aku hendak” seperti dicatat oleh nabi Yesaya (Yes 14:13-14): aku hendak naik ke langit; aku hendak mendirikan tahtaku mengatasi bintang-bintang; aku hendak duduk di atas bukit pertemuan jauh di sebelah utara; aku hendak naik mengatasi ketinggian awan-awan; aku hendak menyamai Yang Mahatinggi.

Sebelum jatuh dalam dosa pemberontakan, Lucifer memiliki kepribadian yang sangat luar biasa. Menurut Ryrie (1991), Yehezkiel membandingkan kelebihan raja Tirus dengan kelebihan Lucifer sebelum kejatuhannya (Yeh 28:12-15). Lucifer memiliki kesempurnaan hikmat dan keindahan, tempat tinggal yang mulia, kemeganan busana, fungsi yang hebat, dankesempurnaan integritas yang tak bercela.

Karena memberontak, Tuhan menghukum Lucifer dan melemparkannya ke bumi. Ia jatuh seperti kilat dari langit (Luk 10:18). Dalam kejatuhannya itu, Lucifer mempengaruhi sepertiga dari malaikat-malaikat yang lain. Karena itu, dalam keberadaannya kemudian, setan memiliki kerajaannya sendiri. Setan mempunyai sistem pemerintahan yang besar dan rapi (Ef 6:12). Mereka menjadi kelompok kekuatan besar yang selamanya berseteru dengan Tuhan dan Kerajaan-Nya.

Dalam Alkitab berbahasa Indonesia, dipakai beberapa istilah seperti setan, iblis, dan si jahat. Setan berasal dari kata Ibrani (satan) yang berarti musuh atau lawan [adversary] (Za 3:1; Mat 4:10; Why 12:9; 20:2). Iblis berasal dari kata Yunani (diabolos) yang mengandung arti pemfitnah (Mat 4:1; Ef 4:27; Why 12:9; 20:2). Yohanes menyebutnya sebagai si jahat (Yoh 17:15; 1 Yoh 5:18-19). Sifat iblis itu sangat jahat.

Paulus menggambarkan sifat-sifat iblis dalam suratnya kepada jemaat di Efesus (Ef 6:10-12) sebagai berikut. Pertama, iblis sangat licik. Pada ayat 11, Paulus menekankan soal “tipu muslihat iblis”. Dengan cara itu, iblis menghalangi karya Tuhan dalam kehidupan manusia. Iblis membuat manusia terombang-ambing dalam permainan palsu dan segala bentuk kelicikan (Ef 4:14).

Kedua, iblis adalah musuh yang mempunyai kuasa supranatural. Ketika Paulus menandaskan supaya kita menjadi kuat di dalam kekuatan kuasa Tuhan, sesungguhnya ia sedang berbicara tentang kekuatan dan kuasa si iblis itu (ayat 12). Iblis mempunyai system pemerintahan dan organisasi kekuasaan yang kokoh. Ketika para murid gagal mengusir setan yang menguasai seseorang (dalam pelayanan pelepasan), Yesus memberi penjelasan bahwa itu terjadi karena mereka kurang beriman (Mat 17:17) dan karena pelayanan pengusiran itu membutuhkan doa dan puasa (Mat 17:21). Menurut Thomas J. Sappington (1998), para murid waktu itu agak meremehkan kekuatan setan. Kenyataannya, setan mempunyai kuasa dan kita harus melawannya dengan persiapan rohani yang khusus.

Ketiga, iblis adalah musuh yang sangat jahat. Pada ayat 12, Paulus menunjuk pada masalah “roh-roh jahat”. Ini merupakan sifat dasar iblis, yaitu sangat jahat. Sappington (1998) memperingatkan supaya kita tidak terpengaruh oleh ajaran-ajaran lain. Mereka mengatakan adanya roh-roh gaib yang jahat dan yang baik. Ilmu gaib pun ada dua, putih (white magic) dan hitam (black magic). Pengajaran Alkitab tentang dunia mahkluk halus sangat jelas, semua iblis jahat, apapun bentuk dan manifestasinya!

Charles Ryrie (1991) mengklasifikasi kejahatan setan sebagai berikut. Pertama, dalam hubungannya dengan Kristus, setan berusaha menggagalkan misi Yesus untuk mati bagi penebusan dosa manusia. Hal itu jelas sejak Herodes berusaha membunuh bayi-bayi yang baru lahir (Mat 2:16). Kedua, dalam hubungannya dengan Tuhan, setan melawan Tuhan dengan cara mengembangkan segala bentuk kepalsuan. Jangan heran jika sekarang muncul banyak agama palsu (2 Tim 3:5), hamba-hamba Tuhan palsu (2 Kor 11:15), ajaran-ajaran palsu (1 Tim 4:1-3). Puncak pemalsuan adalah kemunculan Antikris yang akan menyesatkan banyak orang dengan tipu muslihatnya (2 Tes 2:9-11). Ketiga, dalam hubungannya dengan bangsa-bangsa, setan menyesatkan mereka (Why 20:3). Akibatnya, bangsa-bangsa mengembangkan sistem ideologi dan politik yang menghalangi pemberitaan Injil. Pada akhir jaman, iblis akan menipu sehingga bangsa-bangsa menyembah Antikris (Why 13:2-4). Keempat, dalam hubungannya dengan orang-orang yang tidak percaya, setan membutakan pikiran mereka sehingga tidak mau menerima Injil (2 Kor 4:4). Mereka mengedepankan akal budi dan pikiran rasional sehingga sulit untuk percaya. Mereka terjerat dalam ajaran agama-agama palsu, penyembahan berhala, dan okultisme. Kelima, dalam hubungannya dengan orang-orang percaya, setan mencobai supaya berbuat jahat (Kis 5:1-11), menyerang usaha pemberitaan Injil (1 Tes 2:18), dan menuduh kita di hadapan Tuhan (Why 12:10).

Mengembangkan Kepekaan untuk Berdoa Syafaat

Pengertian Doa Syafaat = mengantarai (standing in the gap)

 Yehezkiel 22:30 Aku mencari di tengah-tengah mereka seorang yang hendak mendirikan tembok atau yang mempertahankan negeri itu di hadapan-Ku, supaya jangan Kumusnahkan.

 Pengertian Doa syafaat = mengantarai (standing in the gap)

1. Meresponi keinginan Allah
2. Menempatkan/memindahkan diri kita ke tempat yang Allah mau
3. Berdoa dan bertindak sesuai dengan kehendak Allah
4. Bukan untuk mencampuri keadaan atau situasi yang ada
5. Hasilnya diserahkan kepada keputusan Allah

 TUJUAN DOA SYAFAAT

• 1Timotius 2:1-3 Pertama-tama aku menasihatkan: Naikkanlah permohonan, doa syafaat dan ucapan syukur untuk semua orang, untuk raja-raja dan untuk semua pembesar, agar kita dapat hidup tenang dan tenteram dalam segala kesalehan dan kehormatan. Itulah yang baik dan yang berkenan kepada Allah, Juruselamat kita, yang menghendaki supaya semua orang diselamatkan dan memperoleh pengetahuan akan kebenaran.

 TUJUAN DOA SYAFAAT

A. agar kita dapat hidup tenang dan tenteram
B. baik dan yang berkenan kepada Allah
C. supaya semua orang diselamatkan dan memperoleh pengetahuan akan kebenaran

 Mengapa berdoa syafaat?

1. Karena kita mengetahui rencana Tuhan
2. Karena kebutuhan mendesak
3. Kita melihat bahaya yang akan menimpa umat

 Mengetahui rencana Tuhan melalui pembacaan Firman

• Daniel 9:1,2 Pada tahun pertama pemerintahan Darius, anak Ahasyweros, dari keturunan orang Media, yang telah menjadi raja atas kerajaan orang Kasdim, pada tahun pertama kerajaannya itu aku, Daniel, memperhatikan dalam kumpulan Kitab jumlah tahun yang menurut firman TUHAN kepada nabi Yeremia akan berlaku atas timbunan puing Yerusalem, yakni tujuh puluh tahun.

• Yer 29:10 Sebab beginilah firman TUHAN: Apabila telah genap tujuh puluh tahun bagi Babel, barulah Aku memperhatikan kamu. Aku akan menepati janji-Ku itu kepadamu dengan mengembalikan kamu ke tempat ini. 11 Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman TUHAN, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan.

 Melihat kebutuhan mendesak orang disekitar kita

• Bilangan 12:10 Dan ketika awan telah naik dari atas kemah, maka tampaklah Miryam kena kusta, putih seperti salju; ketika Harun berpaling kepada Miryam, maka dilihatnya, bahwa dia kena kusta!

• Bilangan 12:13 Lalu berserulah Musa kepada TUHAN: "Ya Allah, sembuhkanlah kiranya dia."

• Lukas 22:31,32 Simon, Simon, lihat, Iblis telah menuntut untuk menampi kamu seperti gandum, tetapi Aku telah berdoa untuk engkau, supaya imanmu jangan gugur. Dan engkau, jikalau engkau sudah insaf, kuatkanlah saudara-saudaramu."

 Berdoa syafaat karena:

1. Kita membaca dan memahami Firman Tuhan
2. Kita mengetahui rencana dan kehendak Tuhan
3. Kita melihat bahaya dan melapetaka yang akan terjadi bagi orang disekitar kita ataupun bagi bangsa dan kota kita

 Allah memberitahu rencana-Nya

• Hamba-Nya Menangkap isi hati Tuhan

• Amos 3:7 Sungguh, Tuhan ALLAH tidak berbuat sesuatu tanpa menyatakan keputusan-Nya kepada hamba-hamba-Nya, para nabi.

• Contoh Abraham:
Kejadian 18:17-33

 Tuhan memberitahukan rencanaNya

 Abraham berdoa syafaat
 Berdoa dengan penuh keberanian
 Abraham diberkati Tuhan
 Berdoa syafaat = komunikasi = memohon/negosiasi untuk mendapat jalan keluar:
• Allah: Sesungguhnya banyak keluh kesah orang tentang Sodom dan Gomora dan sesungguhnya sangat berat dosanya.
• Pendoa: Apakah Engkau akan melenyapkan orang benar bersama-sama dengan orang fasik? Bagaimana sekiranya ada lima puluh orang benar dalam kota itu?
• Allah: Aku akan mengampuni seluruh tempat itu karena mereka.
• Pendoa: Sekiranya empat puluh didapati di sana
• Allah: Aku tidak akan berbuat demikian karena yang empat puluh itu.
• Pendoa: Sekiranya tiga puluh didapati di sana
• Allah: Aku tidak akan berbuat demikian, jika Kudapati tiga puluh di sana.
• Pendoa: Sekiranya dua puluh didapati di sana
• Allah: Aku tidak akan memusnahkannya karena yang dua puluh itu.
• Pendoa: Sekiranya sepuluh didapati di sana
• Allah: Aku tidak akan memusnahkannya karena yang sepuluh itu.

 Bertolak belakang dengan Yunus

 Tuhan memberitahu rencanaNya
 Yunus melarikan diri
 Yunus ditelan ikan
• Yun 1:1 Datanglah firman TUHAN kepada Yunus bin Amitai, demikian: 2 "Bangunlah, pergilah ke Niniwe, kota yang besar itu, berserulah terhadap mereka, karena kejahatannya telah sampai kepada-Ku." 3 Tetapi Yunus bersiap untuk melarikan diri ke Tarsis, jauh dari hadapan TUHAN; ia pergi ke Yafo dan mendapat di sana sebuah kapal, yang akan berangkat ke Tarsis. Ia membayar biaya perjalanannya, lalu naik kapal itu untuk berlayar bersama-sama dengan mereka ke Tarsis, jauh dari hadapan TUHAN.

 Allah memberitahukan rencanya melalui Roh Kudus

 Rom 8:26 Demikian juga Roh membantu kita dalam kelemahan kita; sebab kita tidak tahu, bagaimana sebenarnya harus berdoa; tetapi Roh sendiri berdoa untuk kita kepada Allah dengan keluhan-keluhan yang tidak terucapkan. 27 Dan Allah yang menyelidiki hati nurani, mengetahui maksud Roh itu, yaitu bahwa Ia, sesuai dengan kehendak Allah, berdoa untuk orang-orang kudus.

Karunia-Karunia Roh (The Gifts of the Spirit)

Alkitab berisi banyak contoh tentang Roh Kudus yang tiba-tiba memberi kemampuan adikodrati kepada orang-orang. Dalam Perjanjian Baru, semua kemampuan adikodrati ini dinamakan “karunia-karunia Roh.” Karunia-karunia itu tidak dapat diperoleh. Tetapi, kita tidak boleh lupa bahwa Allah meninggikan orang yang Dia percayai. Yesus berkata, “Barangsiapa setia dalam perkara-perkara kecil, ia setia juga dalam perkara-perkara besar. Dan barangsiapa tidak benar dalam perkara-perkara kecil, ia tidak benar juga dalam perkara-perkara besar.” (Lukas 16:10). Jadi kita mengharapkan agar karunia-karunia Roh lebih besar kemungkinan diberikan kepada mereka yang telah membuktikan kesetiaannya di hadapan Allah. Adalah penting agar setiap orang sepenuhnya disucikan dan menyerah kepada Roh Kudus, karena Allah lebih mungkin memakai orang-orang seperti itu secara adikodrati. Di lain pihak, Allah pernah memakai seekor keledai untuk bernubuat, sehingga Ia dapat memakai siapapun yang Ia sukai. Jika Ia harus menunggu sampai seseorang jadi sempurna untuk dipakai, maka Ia tak dapat memakai siapapun! Dalam Perjanjian Baru, karunia-karunia Roh terdapat dalam 1 Korintus 12, yang seluruhnya ada sembilan karunia:
Sebab kepada yang seorang Roh memberikan karunia untuk berkata-kata dengan hikmat, dan kepada yang lain Roh yang sama memberikan karunia berkata-kata dengan pengetahuan. Kepada yang seorang Roh yang sama memberikan iman, dan kepada yang lain Ia memberikan karunia untuk menyembuhkan. Kepada yang seorang Roh memberikan kuasa untuk mengadakan mujizat, dan kepada yang lain Ia memberikan karunia untuk bernubuat, dan kepada yang lain lagi Ia memberikan karunia untuk membedakan bermacam-macam roh. Kepada yang seorang Ia memberikan karunia untuk berkata-kata dengan bahasa roh, dan kepada yang lain Ia memberikan karunia untuk menafsirkan bahasa roh itu. (1 Korintus 12:8-10).
Mengetahui cara mendefiniskan setiap karunia bukanlah hal penting bagi orang untuk dipakai Allah dalam karunia-karunia roh. Dalam Perjanjian Lama, para nabi, imam, dan raja, juga penjala ikan di zaman awal gereja Perjanjian Baru mempraktekkan karunia-karunia Roh tanpa tahu cara membuat kategori atau definisinya. Tetapi, karena dalam Perjanjian Baru karunia-karunia Roh dibuatkan kategori, pasti itulah yang Allah ingin kita pahami. Memang, Paulus menulis, “Sekarang tentang karunia-karunia Roh. Aku mau, saudara-saudara, supaya kamu mengetahui kebenarannya. (1 Korintus 12:1).

Kategorisasi Sembilan Karunia (The Nine Gifts Categorized)

Kini, sembilan karunia Roh dikategorikan dalam tiga kelompok: (1) karunia-karunia ucapan, yakni berbahasa lidah, penafsiran bahasa lidah, dan nubuatan; (2) karunia-karunia pewahyuan, yakni: kata-kata hikmat, kata-kata pengetahuan, dan kepekaan mengenali roh-roh; dan (3) karunia-karunia kuasa, yakni: pekerjaan mujizat-mujizat, iman khusus, dan karunia-karunia kesembuhan. Ketiga kelompok karunia itu mengatakan sesuatu; mengungkapkan sesuatu; dan melakukan sesuatu. Semua karunia itu termanifestasi dalam perjanjian lama kecuali berbahasa lidah dan penafsiran bahasa lidah, di mana kedua karunia ini adalah hal-hal unik dalam perjanjian baru.
Perjanjian Baru tidak memberi petunjuk tentang penggunaan yang benar dari “karunia-karunia roh” dan sangat sedikit petunjuk penggunaan yang benar “karunia-karunia pewahyuan.” Tetapi, Paulus banyak memberi petunjuk tentang penggunaan yang benar dari “karunia-karunia ucapan”, dan ada dua alasan untuk itu.
Pertama, karunia-karunia ucapan paling sering termanifestasi dalam pertemuan jemaat, sedangkan karunia-karunia pewahyuan jarang termanifestasi, dan karunia-karunia kuasa paling jarang termanifestasi. Karena itu, kita perlukan lebih banyak petunjuk tentang karunia-karunia yang paling sering termanifestasi dalam pertemuan jemaat.
Kedua, tampaknya karunia-karunia ucapan memerlukan kerjasama maksimal antar-sesama manusia, dan karena itu, karunia-karunia ini sangat mungkin ditangani secara keliru. Jauh lebih mudah menambahkan dan melenyapkan suatu nubuatan dibandingkan melenyapkan karunia-karunia kesembuhan.

Sesuai Kehendak Roh (As the Spirit Wills)

Perlu disadari bahwa karunia-karunia Roh diberikan sesuai kehendak Roh dan bukan sesuai kehendak manusia manapun. Alkitab memperjelas hal terebut:
Tetapi semuanya ini dikerjakan oleh Roh yang satu dan yang sama, yang memberikan karunia kepada tiap-tiap orang secara khusus, seperti yang dikehendaki-Nya. (1 Korintus 12:11, tambahkan penekanan).
Allah meneguhkan kesaksian mereka oleh tanda-tanda dan mujizat-mujizat dan oleh berbagai-bagai penyataan kekuasaan dan karena Roh Kudus, yang dibagi-bagikan-Nya menurut kehendak-Nya. (Ibrani 2:4, tambahkan penekanan).
Seseorang dapat sering dipakai dalam karunia-karunia tertentu, tetapi tak seorangpun memiliki salah-satu karunia. Anda dapat saja diurapi sekali untuk melakukan suatu mujizat, namun itu bukan petunjuk bahwa anda dapat mengerjakan mujizat kapanpun anda mau; juga bukan jaminan bahwa anda akan dipakai lagi untuk mengerjakan mujizat.
Kita akan pelajari dengan singkat dan melihat beberapa contoh dalam Alkitab tentang setiap karunia. Tetapi, mengingat Allah dapat mewujudkan kasih-karuniaNya dan kuasa dalam banyak cara, maka adalah mustahil membuat definisi dengan tepat bagaimana setiap karunia bekerja setiap waktu. Lagipula, dalam Alkitab tidak ada definisi dari kesembilan karunia Roh —yang kita miliki adalah label-labelnya. Jadi, kita hanya dapat melihat contoh-contoh dalam Alkitab dan mencoba menentukan pada label mana setiap karunia itu dikelompokkan, yang akhirnya mendefiniskannya menurut perbedaannya yang nampak. Karena ada banyak cara Roh Kudus dapat memanifestasikan diriNya melalui karunia-karunia adikodrati, maka tidaklah bijak bila kita bertahan dengan definisi kita. Sebagian karunia sebenarnya lebih mirip dengan gabungan dari beberapa karunia. Bersamaan dengan itu, Paulus menulis:
Ada rupa-rupa karunia, tetapi satu Roh. Dan ada rupa-rupa pelayanan, tetapi satu Tuhan. Dan ada berbagai-bagai perbuatan ajaib [atau pekerjaan-pekerjaan], tetapi Allah adalah satu yang mengerjakan semuanya dalam semua orang. Tetapi kepada tiap-tiap orang dikaruniakan penyataan Roh untuk kepentingan bersama. (1 Korintus 12:4-7, tambahkan penekanan).

Karunia-karunia Kuasa (The Power Gifts)

1) Karunia-karunia kesembuhan: Karunia-karunia ini terkait dengan penyembuhan orang-orang sakit. Karunia kesembuhan adalah anugerah adikodrati yang muncul tiba-tiba untuk menyembuhkan orang-orang sakit fisik, dan saya tak perlu tanya alasan untuk itu. Pada bab sebelumnya, kita lihat contoh karunia kesembuhan yang termanifesasi melalui Yesus ketika Ia menyembuhkan orang lumpuh di Kolam Betesda (lihat Yohanes 5:2-17).
Allah memakai Elisa untuk menyembuhkan Naaman orang Siria, si penderita kusta dan penyembah berhala (lihat 2Ki. 5:1-14). Seperti kita pelajari ketika menyimak perkataan Yesus dalam Lukas 4:27 tentang kesembuhan Naaman, Elisa tak sanggup menyembuhkan orang kusta manapun yang ia inginkan. Ia tiba-tiba secara adikodrati terilhami untuk memerintahkan Naaman masuk ke air Sungai Yordan tujuh kali, dan ketika akhirnya Naaman taat, ia ditahirkan dari penyakit kusta.
Allah memakai Petrus untuk menyembuhkan orang lumpuh di Gerbang Indah Bait Allah melalui karunia-karunia kesembuhan (Kisah Para Rasul 3:1-10). Tidak hanya orang lumpuh yang disembuhkan, tetapi juga tanda adikodrati menarik banyak orang untuk mendengar Injil dari mulut Petrus, dan hari itu sekitar lima ribu orang bergabung ke dalam jemaat. Karunia-karunia kesembuhan sering menjadi tujuan ganda dalam menyembuhkan orang sakit dan menarik orang yang belum diselamatkan kepada Kristus.
Ketika Petrus menyampaikan pesan kepada mereka yang berkumpul hari itu, ia berkata:
Hai orang Israel, mengapa kamu heran tentang kejadian itu dan mengapa kamu menatap kami seolah-olah kami membuat orang ini berjalan karena kuasa atau kesalehan kami sendiri? (Kisah Para Rasul 3:12).
Petrus mengakui bahwa bukan karena kuasa apapun yang ia miliki, atau karena kesuciannya, sehingga Allah memakainya untuk menyembuhkan orang lumpuh. Ingatlah, dua bulan sebelum mujizat itu, Petrus telah menyangkali mengenal Yesus. Kenyataannya Allah mamakai Petrus dengan ajaib di bagian awal kitab Kisah Para Rasul, dan fakta itu mendukung keyakinan kita bahwa Allah akan juga memakai kita sesuai kehendakNya.
Ketika Petrus coba menjelaskan bagaimana orang itu disembuhkan, sangat mustahil ia mengkategorikan hal itu sebagai “karunia-karunia kesembuhan.” Petrus hanya tahu bahwa ia dan Yohanes sedang berjalan-jalan melewati seorang lumpuh dan ia tiba-tiba mendapat urapan dengan iman untuk menyembuhkan orang. Sehingga ia memerintahkan orang itu berjalan dalam nama Yesus, memegangnya dengan tangan kanannya, dan menariknya berdiri. Orang lumpuh itu mulai “berjalan dan melompat dan memuji Tuhan.” Petrus menjelaskan hal itu dengan cara berikut:
Dan karena kepercayaan dalam Nama Yesus, maka Nama itu telah menguatkan orang yang kamu lihat dan kamu kenal ini; dan kepercayaan itu telah memberi kesembuhan kepada orang ini di depan kamu semua. (Kisah Para Rasul 3:16).
Orang yang memiliki iman khusus harus memegang orang lumpuh dan mengangkatnya untuk berdiri dan menyuruhnya berjalan! Bersama dengan karunia-karunia kesembuhan itu, diperlukan juga impartasi iman untuk melaksanakannya.
Sebagian orang berpendapat bahwa karunia ini berbentuk jamak (“karunia-karunia” kesembuhan) karena ada berbagai karunia berbeda yang menyembuhkan berbagai jenis penyakit. Orang-orang yang sering dipakai dalam karunia-karunia kesembuhan kadang-kadang tahu bahwa lebih sering penyakit tertentu, dibanding penyakit lain, disembuhkan melalui pelayanannya. Misalnya, dalam keadaan tertentu, Filipus si penginjil tampak berhasil menyembuhkan orang-orang lumpuh dan pincang (Kisah Para Rasul 8:7). Misalnya, ada beberapa penginjil di abad lalu berhasil menyembuhkan orang-orang buta atau tuli, atau orang yang bermasalah jantung, dan lain-lain, tergantung pada karunia-karunia kesembuhan mana yang paling sering dimanifestasikan melalui mereka.
2) Karunia iman dan melakukan mujizat: Karunia iman dan karunia melakukan mujizat tampak sangat mirip. Dengan kedua karunia itu, orang yang diurapi tiba-tiba menerima iman untuk hal yang mustahil. Perbedaan keduanya sering diuraikan seperti berikut ini: Dengan karunia iman, orang yang diurapi diberikan iman untuk menerima mujizat bagi dirinya, sedangkan dengan karunia mengerjakan mujizat, seseorang diberikan iman untuk mengerjakan mujizat bagi orang lain.
Karunia iman kadang-kadang disebut sebagai “iman khusus” karena karunia itu adalah impartasi iman yang tiba-tiba yang melampaui iman yang biasa-biasa. Iman yang biasa-biasa muncul dari pendengaran akan janji Tuhan, sedangkan iman khusus muncul dari impartasi tiba-tiba oleh Roh Kudus. Orang yang mengalami karunia iman khusus ini menyatakan bahwa hal-hal yang mereka anggap mustahil tiba-tiba menjadi mungkin, dan, mereka sadar hal itu mustahil untuk diragukan. Hal yang sama terjadi juga untuk karunia untuk mengerjakan mujizat.
Kisah tiga teman Daniel --Sadrakh, Mesakh, dan Abednego—adalah contoh mengagumkan tentang bagaimana “iman khusus” menjadi tak mungkin diragukan lagi. Ketika mereka dilempar ke perapian yang menyala-nyala karena menolak untuk menyembah berhala raja, mereka semua diberikan karunia iman khusus. Hanya orang dengan iman yang luar biasa dapat bertahan dalam perapian yang sangat panas! Kita perhatikan iman dari ketiga orang muda yang dtunjukkan di depan raja:
Lalu Sadrakh, Mesakh dan Abednego menjawab raja Nebukadnezar: "Tidak ada gunanya kami memberi jawab kepada tuanku dalam hal ini. Jika Allah kami yang kami puja sanggup melepaskan kami, maka Ia akan melepaskan kami dari perapian yang menyala-nyala itu, dan dari dalam tanganmu, ya raja; tetapi seandainya tidak [seandainya tuanku tidak melemparkan kami ke perapian yang menyala-nyala], hendaklah tuanku mengetahui, ya raja, bahwa kami tidak akan memuja dewa tuanku, dan tidak akan menyembah patung emas yang tuanku diri kan itu." (Daniel 3:16-18, tambahkan penekanan).
Perhatikan bahwa karunia bekerja bahkan sebelum mereka dibuang ke perapian. Mereka sudah berpikir bahwa Allah akan membebaskan mereka.
Elia memfungsikan karunia iman khusus ketika ia diberi makan setiap hari oleh burung gagak selama kelaparan tiga-setengah tahun dari pemerintahan Raja Ahab (lihat 2 Raja-Raja 17:1-6). Seseorang perlu iman luar biasa untuk mempercayai Allah yang memakai burung untuk membawakan makanan pagi dan petang. Walaupun Allah tidak berjanji dalam FirmanNya bahwa burung gagak akan membawakan kita makanan setiap hari, kita dapat memakai iman yang biasa untuk mempercayai Allah dalam memenuhi kebutuhan kita —karena itulah janji (lihat Matius 6:25-34).
Karya melakukan mujizat bekerja seringkali melalui pelayanan Musa. Ia bekerja dalam karunia itu ketika ia membelah Laut Merah (lihat Keluaran 14:13-31) dan ketika berbagai bala penyakit menimpa Mesir.
Yesus melakukan pekerjaan mujizat ketika Ia memberi makan 5.000 orang dengan melipatgandakan jumlah ikan dan roti (lihat Matius 14:15-21).
Ketika, karena satu alasan, Paulus menyebabkan Elimas si tukang sihir menjadi buta karena ia menghalangi pelayanan Paulus di pulau Siprus, itu juga contoh pekerjaan mujizat (lihat Kisah Para Rasul 13:4-12).

Karunia Pewahyuan (The Revelatioan Gifts)

1). Kata-kata pengetahuan dan kata-kata hikmat: Karunia kata-kata pengetahuan ialah impartasi adikodrati yang tiba-tiba tentang informasi tertentu, di masa lalu atau kini. Allah, pemilik semua pengetahuan, kadang mengimpartasi sebagian kecil pengetahuan itu, yang menjadi alasan penyebutan kata-kata pengetahuan. Kata adalah bagian kecil dari kalimat, dan kata pengetahuan adalah bagian kecil dari pengetahuan Allah.
Kata-kata hikmat sangat mirip dengan kata-kata pengetahuan, tetapi kata-kata hikmat adalah impartasi adikodrati yang tiba-tiba tentang pengetahuan kejadian di masa depan. Konsep hikmat biasanya termasuk sesuatu tentang masa depan. Dan, definisi-definisi itu agak spekulatif.
Perhatikan contoh dalam Perjanjian Lama mengenai kata-kata pengetahuan. Setelah Elisa mentahirkan Naaman, orang Siria, dari penyakit kusta, Naaman menawarkan banyak uang kepada Elisa sebagai ucapan terima-kasih atas kesembuhannya. Elisa menolaknya, agar tiap orang menganggap kesembuhan Naaman adalah karena kasih-karunia Allah, bukannya dibeli. Tetapi, hamba Elisa, bernama Gehazi, melihat kesempatan untuk mendapatkan kekayaan pribadi, dan diam-diam ia menerima sebagian bayaran dari Naaman. Setelah Gehazi menyembunyikan perak dari hasil tipuan, ia menghadap Elisa.
Lalu kita baca, dan Elisa berkata padanya, “Dari mana, Gehazi?" Jawabnya: "Hambamu ini tidak pergi ke mana-mana!" Tetapi kata Elisa kepadanya: "Bukankah hatiku ikut pergi, ketika orang itu turun dari atas keretanya mendapatkan engkau?” (2 Raja-Raja 5:25b-26a).
Allah, yang tahu benar kecurangan Gehazi, mengungkapan perbuatannya secara adikodrati kepada Elisa. Tetapi, kisah ini menjelaskan bahwa Elisa tidak “memiliki” karunia kata-kata pengetahuan; yakni, ia selalu tidak tahu segala sesuatu tentang siapapun. Jika hal itu jadi masalah, Gehazi tak mungkin pernah membayangkan bahwa ia dapat menyembunyikan dosanya. Elisa hanya tahu hal-hal secara adikodrati ketika Allah mengungkapan hal-hal itu padanya. Karunia itu bekerja sesuai kehendak Roh.
Yesus mengerjakan kata-kata pengetahuan ketika Ia berkata kepada wanita di sumur di Samaria bahwa ia mempunyai lima orang suami (lihat Yohanes 4:17-18).
Petrus dipakai dalam karunia itu ketika ia secara adikodrati tahu bahwa Ananias dan Safira sedang mendustai jemaat dalam hal memberi kepada jemaat seluruh harga yang telah mereka terima atas penjualan tanah mereka (lihat Kisah Para Rasul 5:1-11).
Mengenai karunia kata-kata hikmat, kita sering lihat manifestasi karunia itu dari semua nabi dalam Perjanjian Lama. Kapanpun mereka menubuatkan satu kejadian di masa depan, kata-kata hikmat bekerja. Yesus juga seringkali diberikan karunia itu. Ia menubuatkan kehancuran Yerusalem, penyalibanNya, dan kejadian-kejadian yang akan menimpa dunia sebelum kedatanganNya yang kedua kali (lihat Lukas 17:22-36, 21:6-28).
Rasul Yohanes dipakai dalam karunia itu ketika penghakiman di Masa Kesukaran diungkapkan kepadanya. Yohanes mencatat hal-hal tersebut dalam seluruh kitab Wahyu.
2). Karunia kepekaan mengenali roh: Karunia ini adalah kemampuan adikodrati yang mendadak muncul atau, bila tidak, mengetahui apa yang sedang terjadi di alam roh.
Penglihatan, melalui mata atau pikiran orang percaya, dapat diklasifikasikan sebagai kepekaan mengenali roh. Karunia itu memungkinkan orang percaya untuk melihat malaikat, roh jahat, bahkan Yesus Sendiri, seperti Paulus pada beberapa kesempatan (lihat Kisah Para Rasul 18:9-10; 22:17-21; 23:11).
Ketika Elisa dan hambanya dikejar oleh pasukan Siria, mereka terjebak di kota Dotan. Di tempat itu, hambanya Elisa mengawasi tembok kota dan menjadi kuatir, ketika melihat banyaknya tentara yang berbaris:
Jawabnya [Elisa]: "Jangan takut, sebab lebih banyak yang menyertai kita dari pada yang menyertai mereka." Lalu berdoalah Elisa: "Ya TUHAN: Bukalah kiranya matanya, supaya ia melihat." Maka TUHAN membuka mata bujang itu, sehingga ia melihat. Tampaklah gunung itu penuh dengan kuda dan kereta berapi sekeliling Elisa” (2 Raja-Raja 6:16-17).
Apakah anda tahu bahwa pasukan malaikat mengelilingi kuda-kuda rohani dan dalam kereta-kereta rohani? Anda akan melihat mereka suatu hari nanti di sorga, tetapi hambanya Elisa diberikan kemampuan melihat kuda-kuda itu di bumi.
Melaui karunia itu, seorang percaya dapat mengenali roh jahat yang menekan seseorang dan memiliki kemampuan untuk mengenali jenis roh itu.
Karunia itu meliputi penglihatan ke alam roh dan juga jenis pengenalan lain ke dalam alam roh. Bisa juga termasuk mendengar sesuatu dari alam roh, seperti suara Tuhan.
Akhirnya, seperti anggapan beberapa orang, karunia itu bukanlah “karunia kepekaan mengenali.” Orang yang menyatakan bahwa ia punya karunia itu terkadang menganggap dirinya dapat membedakan motif-motif dalam diri orang, tetapi karunianya lebih tepat digambarkan sebagai “karunia mengritik dan menilai orang lain.” Sebenarnya, anda mungkin memiliki “karunia” itu sebelum anda diselamatkan, dan sekarang sudah diselamatkan, Allah ingin membebaskan anda dari karunia itu selamanya!

Karunia Ucapan (The Utterance Gifts)

1). Karunia nubuatan: Karunia nubuatan adalah kemampuan adikodrati yang tiba-tiba untuk berbicara dengan ilham ilahi dalam bahasa yang diketahui oleh orang yang berbicara. Karunia ini selalu dimulai dengan, “Lalu berkatalah Tuhan.”
Karunia nubuatan bukan menyampaikan khotbah atau mengajar. Khotbah dan pengajaran yang diilhami benar-benar mengandung unsur nubuatan karena setiap khotbah dan pengajaran diurapi oleh Roh, tetapi khotbah dan pengajaran pada dasarnya bukanlah nubuatan. Banyak kali pengkhotbah atau guru yang diurapi akan mengatakan hal-hal melalui ilham yang tiba-tiba tanpa direncanakannya ketika berbicara, tetapi hal itu memang bukan nubuatan, walaupun menurut saya hal itu dapat disebut profetik.
Karunia nubuatan dengan sendirinya membangun, menasihati dan menghibur:
Tetapi siapa yang bernubuat, ia berkata-kata kepada manusia, ia membangun, menasihati dan menghibur. (1 Korintus 14:3).
Jadi karunia nubuatan sendiri tidak mengandung pewahyuan. Yakni, karunia ini tidak mengungkapkan apapun tentang masa lalu, masa sekarang, atau masa depan, seperti halnya kata-kata hikmat dan kata-kata pengetahuan. Tetapi, seperti saya sebutkan sebelumnnya, karunia-karunia Roh dapat saling bekerja bersama, dan demikian pula dengan kata-kata hikmat atau pengetahuan yang dapat disampaikan dengan cara nubuatan.
Ketika kita dengar orang yang bernubuat dalam sebuah pertemuan yang meramalkan kejadian di masa depan, kita sebenarnya tidak mendengar hanya nubuatan; kita mendengar kata-kata hikmat yang disampaikan melalui karunia nubuatan. Karunia nubuatan sederhana akan tampak seolah-olah seseorang membaca peringatan dari Alkitab, seperti “Hendaklah kamu kuat di dalam Tuhan, di dalam kekuatan kuasa-Nya” dan, “Aku sekali-kali tidak akan membiarkan engkau dan tidak akan meninggalkan engkau.”
Sebagian orang yakin bahwa nubuatan dalam Perjanjian Baru tidak berisikan apapun yang “negatif”, jika tidak maka nubuatan itu dianggap tidak sesuai dengan parameter “pengajaran dan peringatan dan penghiburan.” Tetapi, hal itu tidak benar. Membatasi apa yang Allah mungkin katakan kepada umatNya, dengan hanya mengizinkanNya untuk mengatakan apa yang mereka anggap “positif” meskipun mereka layak mendapat teguran, adalah ungkapan yang memuliakan diri sendiri di atas Allah. Teguran tentu bisa dikategorikan atas pengajaran dan peringatan. Saya perhatikan pesan-pesan Tuhan kepada tujuh gereja di Asia, yang dicatat dalam Kitab Wahyu yang ditulis oleh Yohanes, sudah tentu berisi unsur teguran. Apakah kita akan membuangnya? Saya tidak sependapat.
2). Karunia berbahasa lidah dan penafsiran bahasa lidah: Karunia berbagai bahasa lidah adalah kemampuan adikodrati yang tiba-tiba untuk berbicara bahasa yang tak diketahui oleh orang yang mengalami bahasa lidah. Karunia ini biasanya dilakukan melalui karunia penafsiran bahasa lidah, yang merupakan kemampuan adikodrati yang tiba-tiba menafsirkan perkataan dalam suatu bahasa yang tak diketahui.
Karunia ini dinamakan penafsiran bahasa lidah dan bukan penerjemahan bahasa lidah. Jadi, kita tidak memerlukan terjemahan kata-per-kata dari pesan-pesan dalam bahasa lidah. Karena itulah, kita mungkin saja mendapat “pesan singkat dalam bahasa lidah” dan penafsiran yang lebih panjang, dan sebaliknya.
Karunia penafsiran bahasa lidah sangat mirip dengan nubuatan, karena karunia itu juga tidak berisi pewahyuan dan biasanya untuk pengajaran, peringatan dan penghiburan. Menurut 1 Korintus 14:5, kita dapat berkata bahwa bahasa lidah ditambah penafsirannya sama dengan nubuatan:
Sebab orang yang bernubuat lebih berharga dari pada orang yang berkata-kata dengan bahasa roh, kecuali kalau orang itu juga menafsirkannya, sehingga Jemaat dapat dibangun.
Seperti saya sebutkan sebelumnnya, tidak ada instruksi dalam Alkitab mengenai cara mengerjakan karunia-karunia kuasa, sangat sedikit instruksi tentang cara mengerjakan karunia-karunia pewahyuan, tetapi cukup banyak instruksi yang diberikan mengenai cara mengerjakan karunia-karunia ucapan. Karena di jemaat Korintus ada kebingungan mengenai mengerjakan karunia-karunia ucapan, Paulus membahas masalah tersebut pada hampir keseluruhan pasal 14 dari kitab I Korintus.
Masalah yang paling menonjol berhubungan dengan penggunaan yang tepat bahasa-bahasa lidah yang lain, karena seperti kita sudah pelajari pada bab Baptisan Roh Kudus, setiap orang percaya yang dibaptis dengan Roh Kudus mampu untuk berdoa dalam bahasa lidah kapanpun ia mau. Jemaat Korintus sering berbahasa lidah selama ibadah jemaat, tetapi banyak yang tidak teratur.

Penggunaan Berbeda untuk Bahasa Lidah lain (The Different Uses of other Tongues)

Sangatlah penting kita pahami perbedaan antara penggunaan bahasa lidah yang tak diketahui di depan banyak orang. Walaupun setiap orang percaya yang dibaptis dengan Roh Kudus dapat berbahasa lidah kapan saja, itu tak berarti Allah akan memakainya dalam karunia berbahasa lidah di depan umum. Penggunaan utama bahasa lidah adalah kehidupan pribadi setiap orang percaya yang tunduk padaNya. Tetapi, jemaat Korintus melakukannya secara bersama dan serentak berbahasa lidah tanpa ada penafsiran, dan, tentu, tak seorangpun dibantu atau dibimbing olehnya (lihat 1 Korintus 14:6-12, 16-19, 23, 26-28).
Satu cara membedakan antara penggunaan bahasa lidah di depan banyak orang dan penggunaan bahasa lidah secara pribadi adalah klasifikasi penggunaan pribadi sebagai berdoa dalam bahasa lidah dan penggunaan di depan publik sebagai berbicara bahasa lidah lain. Paulus menyebutn dua penggunaan itu dalam 1 Korintus 14. Apa bedanya?
Ketika kita berdoa dalam bahasa lidah, roh kita berdoa kepada Allah (lihat 1 Korintus 14:2, 14). Namun, ketika seseorang tiba-tiba diurapi dengan karunia bahasa lidah, maka itulah pesan dari Allah kepada jemaat (lihat 1 Korintus 14:5), dan pesan itu dipahami ketika diberikan tafsirannya.
Menurut Alkitab, kita dapat berdoa dalam bahasa lidah sesuai kemauan kita (lihat 1 Korintus 14:15), tetapi karunia berbagai bahasa lidah hanya bekerja sesuai kehendak Roh Kudus (lihat 1 Korintus 12:11).
Karunia berbahasa lidah biasanya disertai dengan karunia penafsiran bahasa lidah. Tetapi, penggunaan doa secara pribadi dalam bahasa lidah biasanya tidak ditafsirkan. Paulus berkata bahwa ketika ia berdoa dalam bahasa lidah, pikirannya tidak berfungsi (lihat 1 Korintus 14:14).
Ketika seseorang berdoa dalam bahasa lidah, ia mendapat bimbingan (lihat 1 Korintus 14:4), dan juga seluruh jemaat dibimbing ketika karunia berbahasa lidah bermanifestasi dengan karunia penafsiran bahasa lidah yang menyertainya (lihat 1 Korintus 14:4b-5).
Setiap orang percaya hendaknya berdoa dalam bahasa lidah setiap hari sebagai bagian dari persekutuan harian dengan Tuhan. Yang mengagumkan tentang berdoa dalam bahasa lidah adalah doa itu tak perlu menggunakan pikiran anda, yang berarti anda dapat berdoa dalam bahasa lidah bahkan ketika pikiran anda tersita oleh pekerjaan anda atau hal-hal lain. Paulus berkata kepada jemaat Korintus, “Aku mengucap syukur kepada Allah, bahwa aku berkata-kata dengan bahasa roh lebih dari pada kamu semua.” (1 Korintus 14:18, tambahkan penekanan). Pasti ia telah meluangakn banyak waktu dengan berbahasa lidah untuk melebihi seluruh Jemaat Korintus!
Paulus juga menulis bahwa ketika kita berdoa dalam bahasa lidah, kita kadang-kadang “memberkati Tuhan” (1 Korintus 14:16-17). Tiga kali saya mengalami “bahasa doa” yang dimengerti oleh seseorang yang hadir yang tahu bahasa yang sedang saya panjatkan. Tiga kali saya berbicara bahasa Jepang. Pernah saya berkata kepada Tuhan dalam bahasa Jepang, “Engkau sangat baik.” Lain kali saya katakan, “Terima kasih banyak.” Di saat lain saya katakan, “Cepatlah datang, cepatlah datang; saya sedang menunggu.” Bukankah hal ini mengagumkan? Tak pernah saya belajar sebuah katapun bahasa Jepang, tetapi sedikitnya tiga kali saya telah “memberkati Tuhan” dalam bahasa Jepang!

Petunjuk Paulus untuk Berbahasa Lidah (Paul’s Instructions for Speaking in Tongues)

Petunjuk Paulus kepada jemaat Korintus sangat khusus. Dalam pertemuan tertentu, jumlah orang yang dibolehkan berbahasa lidah di muka umum adalah dua atau tiga orang. Mereka tak boleh berbicara serentak, tetapi harus menunggu dan berbicara secara bergilir (lihat 1 Korintus 14:27).
Paulus tidak secara langsung bermaksud hanya dibolehkan tiga “pesan dalam bahasa lidah”, tetapi tidak boleh lebih dari tiga orang berbahasa lidah dalam ibadah tertentu. Sebagian orang menganggap bahwa jika sudah lebih dari tiga orang yang sering dipakai dalam karunia berbahasa lidah, salah seorang dari mereka dapat berserah kepada Roh, dan dengan asumsi “pesan dalam bahasa lidah” yang Roh ingin manifestasikan di gereja. Jika tidak demikian, instruksi Paulus sebenarnya akan membatasi Roh Kudus dengan cara membatasi jumlah pesan dalam bahasa lidah yang dapat dimanifestasikan dalam ibadah tertentu. Jika Roh Kudus tak pernah memberikan lebih dari tiga karunia bahasa lidah dalam sebuah pertemuan, maka Petrus tak perlu memberi intstruksi tersebut.
Hal yang sama bisa juga berlaku untuk penafsiran bahasa lidah. Ada pendapat bahwa ada lebih dari satu orang dalam jemaat bisa berserah kepada Roh dan menafsirkan “pesan dalam bahasa lidah.” Orang-orang demikian dianggap sebagai “penafsir” (lihat 1 Korintus 14:28), karena mereka sering dipakai dalam karunia penafsiran bahasa lidah. Jika hal itu benar, mungkin ini yang Paulus sebutkan ketika ia menginstruksikan, “harus ada seorang lain untuk menafsirkannya” (1 Korintus 14:27). Mungkin ia tidak berkata bahwa hanya satu orang yang boleh menafsirkan semua pesan dalam bahasa lidah; sebaliknya ia ingatkan untuk melawan “penafsiran saingan” dari pesan yang sama. Jika seorang penafsir menafsirkan pesan dalam bahasa lidah, maka penafsir lain tidak boleh menafsirkan pesan yang sama, meskipun ia anggap ia dapat memberi penafsiran yang lebih baik.
Umumnya, segala sesuatu hendaklah dilakukan ”dengan sopan dan teratur” pada pertemuan jemaat — tak boleh ada campur-aduk ucapan-ucapan yang serentak, bersaing dan membuat bingung. Lagipula, orang-orang percaya harus peka terhadap orang-orang yang tak percaya yang mungkin hadir pada pertemuan itu, seperti yang Paulus tuliskan:
Jadi, kalau seluruh Jemaat berkumpul bersama-sama dan tiap-tiap orang berkata-kata dengan bahasa roh, lalu masuklah orang-orang luar atau orang-orang yang tidak beriman, tidakkah akan mereka katakan, bahwa kamu gila? (1 Korintus 14:23).
Persis itulah yang jadi masalah di Korintus —setiap orang berbahasa lidah secara serentak, dan sering tanpa ada penafsiran.

Petunjuk Mengenai Karunia Pewahyuan (Some Instruction Concerning Revelation Gifts)

Paulus memberi petunjuk tentang “karunia pewahyuan” terkait dengan manifestasinya melalui para nabi:
Tentang nabi-nabi--baiklah dua atau tiga orang di antaranya berkata-kata dan yang lain menanggapi apa yang mereka katakan. Tetapi jika seorang lain yang duduk di situ mendapat penyataan, maka yang pertama itu harus berdiam diri. Sebab kamu semua boleh bernubuat seorang demi seorang, sehingga kamu semua dapat belajar dan beroleh kekuatan. Karunia nabi takluk kepada nabi-nabi. Sebab Allah tidak menghendaki kekacauan, tetapi damai sejahtera. Sama seperti dalam semua Jemaat orang-orang kudus.(1 Korintus 14:29-34a).
Sebagaimana ada anggota tubuh Kristus di Korintus yang tampaknya sering dipakai dalam karunia penafsiran bahasa lidah yang disebut sebagai “penafsir”, maka ada orang yang sering dipakai dalam karunia-karunia nubuatan dan pewahyuan yang dianggap sebagai “nabi.” Nabi-nabi itu tidaklah sama kelasnya dengan nabi-nabi zaman Perjanjian Lama atau bahkan seperti Agabus dalam Perjanjian Baru (lihat Kisah Para Rasul 11:28; 21:10). Sebaliknya, pelayanan mereka dibatasi pada badan-badan gereja lokal.
Walaupun mungkin lebih dari tiga nabi hadir di pertemuan jemaat, Paulus memberi batasan kepada pelayanan profetik untuk “dua atau tiga nabi.” Ini menunjukkan bahwa ketika Roh memberikan karunia-karunia roh di suatu pertemuan, lebih dari satu orang dapat berserah diri untuk menerima karunia-karunia itu. Jika tidak demikian, petunjuk Paulus dapat menyebabkan Roh datang memberikan karunia-karunia yang tak pernah didapat oleh tubuh Kristus, karena ia membatasi jumlah nabi yang dapat berbicara.
Jika lebih dari tiga nabi hadir, maka nabi-nabi lain, walaupun tak dibolehkan berbicara, dapat membantu menilai apa yang dikatakan. Ini juga menunjukkan kemampuan mereka untuk mengenali perkataan Roh dan mungkin bermakna bahwa mereka sendiri bisa saja menyerahkan diri kepada Roh untuk dipakai dalam karunia-karunia itu yang dimanifestaikan melalui nabi-nabi lain. Jika tidak, mereka bisa saja hanya menilai setiap nubuatan dan pewahyuan secara umum, dengan memastikan apakah setiap nubuatan dan pewahyuan itu sesuai dengan pewahyuan yang telah Tuhan berikan (seperti dalam Alkitab), hal yang dapat dilakukan oleh tiap orang dewasa percaya.
Paulus menyatakan bahwa nabi-nabi itu dapat bernubuat secara berangkai (lihat 1 Korintus 14:31) dan bahwa “karunia nabi takluk kepada nabi-nabi” (1 Korintus 14:32). Ini menunjukkan bahwa setiap nabi dapat menahan diri agar tidak menggangu nabi lain, bahkan saat diberikan nubuatan atau pewahyuan dari Roh untuk dibagikan kepada jemaat. Dan, pada saat yang sama Roh dapat memberikan karunia-karunia kepada beberapa nabi yang hadir dalam satu pertemuan, tetapi setiap nabi dapat dan harus melakukan pengawasan ketika pewahyuan atau nubuatan dialami bersama dengan jemaat.
Hal itu berlaku juga dalam karunia ucapan yang dapat dimanifestasikan melalui tiap orang percaya. Jika, dalam pertemuan, seseorang menerima pesan dalam bahasa lidah atau nubuatan dari Tuhan, ia dapat menahannya sampai saat yang tepat. Orang lain tak boleh mengganggu orang yang sedang bernubuat, juga tidak boleh ada yang menggangu pengajaran untuk memberi anda nubuatan.
Ketika Paulus menyatakan “Sebab kamu semua boleh bernubuat seorang demi seorang”, (1 Korintus 14:31), ingatlah bahwa ia berbicara dalam konteks nabi-nabi yang telah menerima nubuatan. Sayangnya, sebagian orang memahami perkataan Paulus keluar dari konteks, yang menyatakan bahwa setiap orang percaya dapat bernubuat di setiap pertemuan jemaat. Karunia nubuatan diberikan sesuai kehendak Roh.
Kini, seperti masa-masa sebelumnya, gereja perluk pertolongan, kuasa, kehadiran, dan karunia-karunia dari Roh Kudus. Paulus meminta jemaat di Korintus untuk “usahakanlah dirimu memperoleh karunia-karunia Roh, terutama karunia untuk bernubuat.” (1 Korintus 14:1). Jadi, tingkat keinginan kita terkait dengan manifestasi karunia-karunia Roh, jika tidak Paulus takkan pernah memberikan instruksinya. Pelayan pemuridan, yang mau dipakai Tuhan untuk kemuliaanNya, sangat memerlukan karunia-karunia Roh, dan ia mau mengajar murid-muridNya untuk melakukan hal yang sama.